Nasehat Dhuha Rabu, 12 Mei 2021 | Hari Ke – 30 Ramadhan 1442 H| Oleh : Sularto
Klikbmi, Tangerang – Hari ini adalah hari terakhir Ramadhan 1442 H. Bulan agung nan suci segera pergi meninggalkan kita. Kita berdoa semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan Ramadhan 1443 H. Pesan Ramadhan ini adalah menjadi pribadi mutakin atau insan yang bertakwa. Pesan dhuha pada hari terakhir Ramadhan kali ini adalah ajakan untuk sama-sama menjadikan Ramadhan bulan tobat. Artinya setelah bulan ini kita menjadi insan yang mampu tobatan nasuha. Kita bisa belajar dari kisah Abu Ali Al – Hasan Bin Hani Hakim.
Abu Ali Al-Hasan Bin Hani Hakim atau yang biasa disebut abu Nawas adalah seorang pujangga Arab yang dikenal sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab Klasik. Dia lahir di kota Ahvaz di negeri Persia pada tahun 145 H(747 M), Abu Nawas adalah penyair yang digambarkan dengan sosok yang jenaka, berlidah tajam dan pandai menulis puisi. Sebelum mendapatkan hidayah, Abu Nawas pernah dikenal sebagai sosok penyair yang kontroversial karena kebebasannya dalam menulis sya’ir dan sering keluar masuk penjara karena itu.
Namun ia berubah total menjadi sosok religius setelah menyadari dosa-dosa nya dan bertaubat kepada Allah, syair yang dibuatnya pun berubah warna menjadi sya’ir yang selalu diiringi dengan ucapan do’a. Salah satu sya’ir karya Abu nawas yang terkenal adalah Al-i’tiraf yang berarti pengakuan dosa, tentang luapan penyesalan seorang hamba yang mengakui dosa-dosa nya dan mengharapkan ampunan Allah SWT. Berikut sya’ir serta artinya :
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil
‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau
Maha Pengampun dosa yang besar.
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa
dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang
memiliki keagungan.
Wa ‘umrii
naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku
menanggungnya.
Ilaahii ‘abdukal
‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan
mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu.
Fa in taghfir fa
anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau
menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau ?
Ramadhan haruslah menjadi momentum untuk bertobat bagi kita semua. Setelah berpuasa sebulan penuh lamanya. Kita menghindari perbuatan-perbuatan tercela. Perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Kita juga berusaha menjalankan sunah-Nya. Mari terus kita istiqomah dalam ketaatan karena inilah yang disebut sebagai tobat nasuha. Muhasabah akhir Ramadhan 1442 kali adalah terimalah tobat kami Ya Allah.
Dalam tobat nasuha mari terus kita tingkatkan sedekah kita. Dan Jangan lupa bersedekah setiap hari. Salurkan sedekah terbaik kita melalui rekening Ziswaf Kopsyah BMI : BNI Syariah : 7 2003 2017 1 a/n Benteng Mikro Indonesia. Simpanan Sukarela : 000020112016. DO IT BMI : 0000000888 dengan memilih paket takjil ataupun paket wakaf mushaf Al-Qur’an dan ataupun dua-duanya. (Sularto/Klikbmi)