Klikbmi, Bogor – Perjalanan dari Kantor Pusat Kopsyah BMI di Kawasan Gading Serpong ke rumah Ibu Suhami di Kp. Angkasa Jamlang RT 04/ RW 06 Desa Cibeber 2 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor pagi kurang lebih 2 jam 18 menit. Berangkat pukul 06.00 WIB sampai rumah Ibu Suhami pukul 08.18 WIB. Redaksi hari ini akan meliput penyerahan rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) kepada pasangan Ibu Suhami dan Pak Muhamad, anggota yang beruntung menerima rumah gratis dari Kopsyah BMI.
Baca juga : https://klikbmi.com/ketika-muslimat-nu-bogor-dibuat-takjub-oleh-hrsh-kopsyah-bmi/
Muslimat NU pada kesempatan hari ini juga hadir menyaksikan pembagian rumah gratis pada Ibu Suhami. Hj Anita Sari Ketika ditanya perasaannya terkait Kopsyah BMI yang bagi rumah gratis mengatakan ia benar-benar takjub ada koperasi yang bisa melakukan bagi rumah gratis seperti ini. “Y akita terharu dan takjub, ada koperasi yang terus menerus membagikan rumah gratis tanpa bantuan pemerintah” ujarnya singkat.
Berikut ini fakta-fakta yang dirangkum redaksi atas rumah gratis untuk pasangan Ibu Suhami dan Pak Muhammad yang dibagikan hari ini.
Pertama, rumah gratis yang dibagikan ini merupakan rumah yang ke-368 dari keseluruhan rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni yang dibagikan baik pada anggota maupun non anggota Kopsyah BMI.
Kedua, rumah gratis ini merupakan rumah gratis yang ke-15 untuk rumah yang dibagikan di Kabupaten Bogor.
Ketiga, Pasangan Ibu Suhami dan Pak Muhamad memiliki 2 anak yaknik Sopian(32) dan Masti(19).
Keempat, sebelum dibangun Kopsyah BMI, Ibu Suhami tinggal di rumah bilik yang sudah hampir roboh. Kondisi rumah diperparah dengan dinding yang semi terbuka.
Kelima, selama 24 tahun Ibu Suhami dan keluarganya bukan hanya tidak memiliki rumah yang layak tetapi juga tidak memiliki sarana sanitasi yang layak.
Keenam, Pak Muhamad merupakan buruh pembuat arang dengan penghasilan tidak menentu. Penghasilan Pak Muhamad antara Rp 200 ribu – Rp 300 ribu per minggu.
Ketujuh, untuk menambah penghasilan Pak Muhamad memelihara kambing dengan sistem bagi hasil setelah lahiran.
Kedelapan, anak pertama Ibu Suhami, Sopian juga membantu orang tuanya menjadi pekerja tidak tetap di tempat pembuatan arang namun dengan penghasilan juga terbatas karena ia bekerja tidak rutin.
Kesembilan, rumah ini dibangun dengan biaya Rp 55 juta.
(Sularto/Klikbmi)