Pakai Teknologi Filter Fisik, Kolam Lele Anggota BMI Asal Cikupa Raup Untung Rp11 Juta Perbulan

BMI Corner

Klikbmi- Tangerang– Ternak lele memang menjanjikan. Sejak 2007, Titi Retnowati dan suaminya, Irwan Mulyanto sudah menggeluti usaha ini. Dari kerja kerasnya, anggota Kopsyah BMI Cabang Cikupa ini mengantarkan anak sulungnya ke Perguruan Tinggi.

Sebanyak 33 kolam pembiakan lele memenuhi semua pekarangan rumahnya di Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang itu. Luas rumahnya yang mencapai 1.000 meter, dan 80 persen arealnya digunakan sebagai lahan lele.

Kepada KlikBMI, Irwan mengaku semua dilakukan sendiri. Mulai dari proses pembibitan, pemanenan hingga pembuatan kolam beserta sistem pengairan, semua di kerjakan sendiri oleh Irwan, tanpa bantuan siapapun.

Ilmu budidaya lele diperoleh Irwan setelah 12 tahun menjadi karyawan PT Vega Group, eksportir ikan di Wilayah Jatake, Kota Tangerang. Di perusahaan ini, sang istri Titi juga bekerja sebagai staf admin.  

Di perusahaan tersebut, posisi terakhir Irwan adalah supervisor. Tugasnya adalah melakukan pengawasan ke sejumlah kolam ikan di Kabupaten Serang dan Pulau Seribu. Hingga pada tahun 2007, Irwan memutuskan mundur, dua tahun kemudian sang istri Titi juga melakukan hal yang sama.

Berbekal ilmu dari pekerjaan sebelumnya, Irwan memberanikan diri membuka usaha ternak lele mandiri. Uang pesangon yang diperolehnya ia gunakan untuk membeli rumah sekaligus lahan. ”Kalau modal budidaya saya cuma Rp2,5 juta, investasi saya yang paling besar adalah membeli lahan ini,” jelasnya.

Sampai pada akhirnya Irwan memiliki 33 kolam dengan ukuran beragam. Di antaranya memiliki 2 kolam pembiakan, dua kolam untuk indukan lele, sementara sisanya adalah kolam pembesaran. Dalam sebulan, Irwan membiakkan 20 ribu bibit lele. Setiap harinya, ia bisa memanen 30 Kg lele setiap hari.

Pandemi membuat Irwan terus melakukan scale up pengetahuan. Salah satunya meningkatkan teknologi pembiakan. Metode pembiakan Irwan tidak bisa disebut konvensional, lebih kepada tepat guna. Ia memakai teknologi resirkulasi water system. Ini merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kualitas oksigen dan bakteri di dalam kolam pembiakan lele.

”Metode ini diajari langsung oleh Warga Perancis dan juga Doktor Aquakultur Allan Henri Micheal. Ia datang ke sini melakukan proyek pembiakan lele tepat guna untuk ketahanan pangan dunia,” ujarnya.

Irwan Mulyanto menaburkan pakan lele di kolam pembibitan di halaman rumahnya, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang.

Sistem filter ini membuang kotoran yang bisa membahayakan ikan dan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air. Ciri kolam yang memakai filter ini adalah memasang dua bilah pipa PVC di tengah kolam.

”Dengan air yang filternya bersih, ikan lele akan semakin mudah untuk bertumbuh besar. Dengan begitu, saat di pembesaran pakan ikan akan menjadi efisien,” jelasnya.

Irwan mengatakan, belanja pakan lele mendominasi 70 persen biaya operasional budidaya lele. Dengan filter, maka rasio konsumsi makanan ikan bisa ditekan lebih rendah.

”Metode filter fisik, membuat pakan ikan lele lebih efisien. Perbandinganya 1 banding 1. Dari 30 Kg pakan lele yang kita tebar, akan menghasilkan 30 Kg setiap hari,” paparnya.  

Efisiensi filter fisik yang menghemat pakan tersebut membuat Irwan menghasilkan untung Rp370 ribu per hari atau Rp11,7 juta perbulang. Di saat Irwan berlumpur-lumpur di kolam, Titi bertugas untuk menjualnya ke pasar kaget. Hasilnya pun, pasutri ini berhasil mengantarkan si sulung berkuliah di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lampung.

”Sampai pandemi, saya kewalahan menghadapi permintaan lele yang begitu besar. Kalau mau menghitung dari Jalur Citra Raya Tangerang hingga Bitung saja ada 80 lapak pecel lele, dan untuk memenuhi itu semua kami hindari, ya karena persediaannya sangat terbatas,” paparnya.

Kepada KlikBMI, Hidayati mengaku sangat berterima kasih kepada Kopsyah BMI yang telah membantunya dan bekerjasama selama ini. Kini pembiayaannya sudah mencapai Rp 7 juta. Anggota Rembug Pusat Delima itu mengatakan, pembiayaan BMI bisa menutupi kebutuhan budidaya lele yang mereka geluti hingga sekarang.  

Konsumsi pakan merupakan ongkos paling besar yang ditanggung peternak lele. Pembiayaan Kopsyah BMI kepada Titi Retnowati membuat semua beban ini mampu dilewati.

” Saya selaku pribadi mengucapkan banayk terima kasih kepada Kopsyah BMI yang setia selama ini mendampingi usaha saya hingga berkembang pesat seperti sekarang. Dari mulai pembiayaan Rp 2 juta hingga Rp7 juta rupiah saat ini. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih,” akunya.

Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara sangat gembira melihat anggotanya yang terus meningkatkan kapasitas dirinya. Ia mengatakan bahwa teknologi yang diterapkan oleh Irwan Mulyanto dan sang istri  itu harus ditularkan.

”BMI terus berkomitmen untuk mengangkat kesejahteraan anggota. Ibu Titi adalah salah satu contoh anggota yang tekun berusaha dan memanfaatkan pembiayaan dari Kopsyah BMI dengan tepat sehingga mampu mendorong sang suami untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Diperlukan juga usaha yang tekun dan istiqomah, jangan berhenti sebelum sukses dan berhasil, Sukses ini harus ditularkan kepada anggota lainnya, harus sukses bersama sama, itu baru luar biasa,” tandasnya.

(TOGAR HARAHAP/ KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *