#NASEHAT DHUHA# Selasa 9 Maret 2021 | 34 Hari Menuju Ramadhan 1442 H | Oleh : Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Harta adalah salah satu bentuk rizki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. Dalam Bahasa arab harta dinamai dengan Al-Maal(المال) . Dalam ilmu mu’jam, kata المال bisa bermakna الميل (Condong). Karena harta bisa membuat condong bagi yang memilikinya.
Dengan memiliki harta yang cukup, Orang bisa lebih bersyukur dengan memperbaiki ibadahnya dan lebih banyak berbuat baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Ataupun sebaliknya, dengan harta yang cukup, orang bisa lebih kufur nikmat dan terlena dengan hartanya serta jauh dari Tuhannya. Hal itu sangat mungkin terjadi di kalangan masyarakat kita. Khususnya orang islam itu sendiri.
Allah pun sudah mewanti-wanti itu dari jauh-jauh hari. Hal itu termaktub di surat Al-Munafiqun ayat 9 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
Sudah jelas difirmankan di dalam ayat itu bahwa Allah sangat mewanti-wanti orang yang beriman agar tidak terlalaikan dengan harta yang mereka punya dan yang mereka kejar dari mengingat Allah, dan juga dari beribadah kepada Allah. Karena tidak sedikit dari kita yang lebih mementingkan mengejar harta daripada mengejar ridhanya dengan ibadah kepada-Nya.
Dan ayat itu ditutup dengan kata merugi. Dikarenakan bagi orang yang terlalaikan oleh hartanya dari mengingat Allah dan beribadah kepada Allah akan merugi. Jika di dunia, dia akan merugi minimal dengan tidak akan ada rasa kepuasan terhadap mengejar harta yang tidak akan ada hentinya dan habisnya. Dan di akhirat kelak akan ditempatkan di tempat yang buruk (neraka).
Allah berfirman di Surat At-Takasur
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Orang yang terlalu (lalai) sibuk mencari dan mengumpulkan harta serta bermegah-megahan akan mengetahui akibat dari perbuatan nya setelah meninggal dan hanya penyesalan yang dirasakannya.
Semoga kita tidak termasuk dari orang-orang yang dilalaikan (oleh harta) dari ibadah dan mengingat-Nya dan terlalu sibuk menumpuk-numpuk harta tanpa menyisihkan sebagiannya untuk disedekahkan. Karena setiap harta yang kita dapat akan dipertanyakan.(Lihat surat At-Takasur ayat 8). Wallahu a’lam bish-showab.
Mari salurkan sebagian harta kita untuk disedekahkan melalui rekening ZISWAF KOPSYAH BMI : 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia. (Sularto/Klikbmi)