Program Rumah Tanpa DP Kopsyah BMI Bukan Teori

Kabar Banten

Klikbmi.com, Tangerang – Rumah menurut organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) merupakan struktur fisik sebagai tempat berlindung manusia yang menjadi satu kesatuan lingkungan berikut fasilitasnya yang akan bermanfaat bagi kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial manusia baik dalam struktur keluarga maupun individu. Begitu pentingnya arti rumah bagi manusia sehingga posisinya masuk dalam satu dari kebutuhan hakiki manusia yakni sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (rumah).

Tercatat hingga 2019 terdapat 11 juta rumah tangga yang tinggal di rumah tidak layak huni dan rumah tangga muda yang masih belum memiliki rumah (Kompas, 26 Desember 2019), ini tentu jadi pekerjaan rumah pemerintah yang perlu dibantu penyelesaiannya oleh berbagai lembaga pembiayaan termasuk koperasi. Jauh sebelum ada ide tentang rumah tanpa DP di Jakarta beberapa tahun lalu, Kopsyah BMI telah melaksanakan program kepemilikan rumah tanpa DP.

Banyak orang menyangsikan rumah tanpa DP sekedar teori yang sulit dipraktekkan. Presiden Direktur Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara saat ditemui klikbmi di ruang kerjanya Selasa,28 Januari 2020 mengungkapkan bahwa hanya butuh keseriusan untuk mewujudkan program rumah tanpa DP, keseriusan dimaksud adalah memahami kembali tujuan pembiayaan sebagai instrument untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat maka dibutuhkan komitmen dan keberpihakan.

Kopsyah BMI yang awalnya banyak dicibir orang kalo program ini sebatas teori merasa tertantang untuk mewujudkan program kepemilikan rumah tanpa DP ini, dan terbukti sampai hari ini sudah dibangun 142 unit rumah tanpa DP yang tersebar di empat kabupaten di Propinsi Banten. Total pembiayaan dari program ini tercatat Rp 9,8 M dengan NPF  sebesar 0,3 persen.

Diungkapkan dengan gamblang oleh Kamaruddin Batubara, ada banyak pembelajaran dari program rumah tanpa DP antara lain : mempercepat keluarga pra sejahtera memiliki rumah, perwujudan keadilan kebijakan pembiayaan, menjadi solusi bagi yang tidak mampu mengumpulkan DP tetapi mampu mencicil, membuka lapangan kerja di desa, risiko macet bukan pada ada atau tidaknya DP dan jaminan, upaya pemerataan ekonomi dan dengan program ini Kopsyah BMI jadi lebih tau ternyata keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang jujur dan amanah.

“Kopsyah BMI yakin program ini bukan teori, kami telah terapkan. Semoga model BMI Syariah ini jadi inspirasi bagi yang lain. Saya kira DP itu hanya cara memindahkan risiko pada konsumen dan saya rasa ini gak fair karena lembaga keuangan justru lebih mampu dibanding konsumennya. Program ini kami jalankan dengan cicilan mingguan dengan Plafon pembiayaan Rp 43 juta sampai dengan Rp 85 juta dengan tenor hingga 20 tahun. Kami sudah lakukan, dan jangan anggap ini teori”, jelas Kamaruddin Batubara sambil menutup pembicaraan.(Red02/klikbmi.com)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *