Klikbmi.com, Tangerang – Wabah pandemi Covid 19 berdampak luas terutama terhadap aspek ekonomi dan sosial. Koperasi sebagai tulang punggung perekonomian bangsa ini tidak lepas dari dampak yang mengikutinya. Koperasi BMI yang berkantor pusat di Gading Serpong Tangerang juga tidak luput dari dampak wabah ini. Setelah memberlakukan work from home seluruh karyawannya selama 14 hari, Senin, 06 April 2020, Koperasi BMI memulai operasional kembali. Seminggu setelah operasional lagi, Koperasi BMI justeru menyalurkan pembiayaan senilai 17 milyar rupiah dan melayani penarikan simpanan anggota sebesar 20 milyar rupiah.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara dalam dialog via video confrence di Bravos radio, Jakarta, Selasa (14/4) . Kamaruddin mengatakan bahwa aset Koperasi BMI saat ini adalah 650 milyar dan 82 persennya adalah milik anggota. ” Jadi jika anggota ramai ramai menarik tabungannya ya bahaya. Dan celakanya sampai hari ini belum ada satu tindakan apapun baik dari Kementerian Koperasi dan UKM, maupun dari dinas dinas koperasi di bawahnya . Hanya Kabupaten Bogor yang dinas terkaitnya telah merilis daftar koperasi yang betul betul koperasi kepada seluruh perangkat di daerah, sehingga memudahkan kita di lapangan . Padahal baru hitungan bulan kami di sana. Saya apresiasi itu. Tapi jujur saya kaget, kok tidak ada tindakan serupa dari dinas terkait di wilayah lainnya yang sudah lama mengetahui eksistensi koperasi ini ” ujar Kamaruddin Batubara.
Ketua Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia, (VIKBES), Irsyad Muchtar, mengatakan bahwa dirinya sudah mendata beberapa koperasi besar di Indonesia. Dari data yang mereka kirimkan, rata rata mengeluh karena dampak wabah Covid 19 ini. ” Mereka babak belur. Banyak sekali data yang anggota kirimkan yang terdampak Covid 19, ” Ujar Irsyad Muchtar. Irsyad sengaja mengundang KamaBara, panggilan akrab Kamaruddin Batubara karena menurutnya KamaBara merupakan refresentasi tokoh koperasi nasional saat ini. ” Pengurus koperasi yg berani ke daerah cuma KamaBara. Dia melakukan shock therapy kepada aparat di daerah dan Bangke Bangke (Bank keliling- red). Banyak aparat yang tidak paham tentang koperasi sehingga ketika terjadi wabah Covid, mereka sama ratakan semua. Ini yang salah. Bangke langsung diem. Koperasi nakal juga diem. Ini bahaya . Nah KamaBara ini sudah antisipasi itu dengan mendatangi pemuka di daerah, harus seperti itu memang. Dan yang lain harus se berani KamaBara dalam hal ini, ” tegas Irsyad Muchtar.
Irsyad juga mengatakan bahwa dirinya setuju dengan KamaBara bahwa Pemerintah perlu melakukan sosialiasi tentang koperasi kepada masyarakat dan pejabat daerah. ” Dalam situasi seperti ini seharusnya Pemerintah memang harus turun. Berikan surat edaran kepada perangkat di daerah bahwa koperasi ini betul betul memiliki legalitas dan berhak menghubungi anggotanya. Ini gagap gempita Pemerintah saya kira, mereka gak tahu harus diapain ini, makanya lantas diam saja tidak bergerak, ” tegas Irsyad.
KamaBara mengatakan bahwa dirinya turun gunung menghadapi sumbatan sumbatan di lapangan karena harus menyelamatkan ” kapalnya” Koperasi BMI. ” Ini bukan masalah berani dan tidak berani. Ini soal tanggung jawab. 1000 lebih karyawan BMI dan 260.000 lebih anggota Koperasi BMI. Sebetulnya garda terdepan adalah Pemerintah dan Dekopin. Harusnya bisa berperan saat ini. Kenapa Pemerintah? Karena jelas dalam surat himbauan para kades yang melarang aktifitas koperasi itu ber- kop surat pemerintahan desa. Kenapa sampai saat ini masih berdiam diri? Ini bukti bahwa pendidikan perkoperasian yang dilakukan selama ini belum maksimal dan tidak benar. Faktanya banyak level Kades dan Camat yang gak paham prinsip koperasi. Mereka menyamaratakan koperasi yang benar dengan bank keliling itu, miris sekali ini, ” ujar Kamaruddin Batubara.
Kamaruddin juga mengatakan bahwa saat ini beberapa koperasi di Indonesia sudah terjadi rush, yakni penarikan tabungan dalam skala lumayan besar. ” Beberapa kawan pegiat koperasi menghubungi saya bagaimana cara menahan simpanan agar tidak ditarik. Faktanya seperti itu sekarang.ini jelas berbahaya untuk kelangsungan koperasi ke depan. Bahkan mulai hari ini saya di BMI sudah mengeluarkan kebijakan bahwa pembiayaan anggota hanya boleh dilakukan dengan tidak boleh melebihi jumlah simpanannya di koperasi. Dan kita berusaha maksimal memberikan pengertian agar simpanan anggota tidak ditarik dulu, ” ujar KamaBara.
KamaBara juga mengatakan bahwa relaksasi saat ini harus diperkuat dengan stimulus pembiayaan baru dari Pemerintah untuk koperasi. ” Relaksasi itu untuk angsuran koperasi ke Perbankan. Tapi ketika kami komunikasikan ini ke Perbankan , malah dijawab jika mereka menyetujui relaksasi ini, nanti koperasi kita dianggap tidak bagus lagi, karena ada rescheduling dan sebagainya. Ini contoh bahwa kebijakan pusat tidak sinkron dengan kenyataan di lapangan. Dan saat ini faktanya simpanan koperasi ditarik oleh anggotanya. Pemerintah harus bantu ini dengan menstimulus koperasi dengan pembiayaan atau pinjaman yang lunak. Kami gak minta gratis kok, ” tegas KamaBara.
KamaBara juga menyoroti peran OJK terhadap koperasi. Dalam rilisnya tentang gagal bayar koperasi Indosurya, OJK mengatakan bahwa institusinya tidak ada keterkaitan dengan pengaturan kebijakan dan pengawasan di Koperasi. Karena koperasi berada dalam kewenangan Kemenkop dan UKM. ” Bilang tidak ada keterkaitan dengan koperasi, tapi yang dipakai di lapangan adalah kebijakan OJK. Itupun tidak sinkron dengan di bawahnya. Buktinya kita ajukan relaksasi ke perbankan, malah dijawab nanti dianggap koperasi tidak bagus lagi. Ini kan gak sinkron dengan kebijakan Pemerintah pusat,” ujar KamaBara.
Irsyad Muchtar di akhir perbincangan menyoroti soal publikasi yang dilakukan oleh koperasi. Menurut Irsyad, koperasi di Indonesia sangat pelit akan publikasi .” Berbeda dengan koperasi BMI. Angka angka nya jelas semua tercantum di websitenya . Tidak ada yang disembunyikan, ” jelas Irsyad. Lebih lanjut Irsyad mengatakan bahwa Koperasi BMI kuat dan tenang menghadapi ini karena salah satunya ditunjang oleh media internal nya yang sangat aktif. ” KamaBara ini tersenyum saja. Beliau berani turun ke lapangan karena pasukannya kuat. Dan media internalnya , yaitu klikbmi.com sangat aktif sekali menyuarakan dan mempublikasikan kegiatan dan permasalahan di lapangan. Jadi sangat efektif sekali. Ini bisa jadi benchmark bagi koperasi lainnya. Jangan pelit publikasi , ” tegas Irsyad Muchtar mengakhiri pembicaraan. (AH/klikbmi.com)