Nasehat Dhuha Selasa, 10 Agustus 2021 | 1 Muharam 1443 H| Oleh: Ust Sarwo Edy, ME
Klikbmi, Tangerang – Sahabat BMI Kliker yang dimuliakan Allah SWT, tema kita kali ini adalah hijrah sebagai momentum menguatkan ukhuwwah.Tidak terasa seluruh umat islam sedunia untuk saat ini sudah melewati tahun kalender islam 1442 H dan memulai langkah baru di tahun kalender islam 1443 H. Hal tersebut ditandai dengan tanggal 1 Muharram 1443 H yang bertepatan pada hari ini.
Banyak langkah yang bisa dilakukan oleh setiap umat islam untuk menyambut tahun baru islam ini. Memang tidak ada syariat yang mewajibkan untuk merayakan tahun baru ini. Akan tetapi sangat rugi jika moment seperti ini tidak kita gunakan sebaik mungkin untuk bermuhasabah diri dan berhijrah menuju lebih baik.
Sebagaimana kita ketahui, penentuan awal tahun baru hijriyah adalah hijrahnya Rasulullah SAW bersama para sahabatnya dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Saat itu, belum ada penyebutan tahun Hijriyah. Sebab penetapan penanggalan Islam baru dimulai pada 17 H saat Kekhalifahan Umar bin Khattab.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, awalnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab berkirim surat ke Gubernur Kufah, Musa al-Asy’ari, yakni pada tahun kelima kekhalifahannya. Namun, surat yang dikirim Khalifah Umar itu tidak memiliki tanggal, bulan, dan tahun.
Selanjutnya, Musa Al-Asy’ari lalu membalas surat khalifah yang menyatakan bahwa surat yang dikirim oleh Umar bin Khattab tidak ada tanggalnya. Mendapati balasan surat tersebut, Khalifah Umar tertegun, lalu segera mengumpulkan sahabat-sahabatnya untuk memusyawarahkan sistem penanggalan (kalender) dalam Islam.
Banyak usulan yang muncul pada saat musyawarah berlangsung, dari penanggalan islam dimulai dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dimulai dari peristiwa kenabian dan ada juga usulan dimulai dari peristiwa isra’ mi’raj.
Namun, semua usulan ini ditolak oleh Khalifah Umar. Kemudian, Ali bin Abi Thalib mengusulkan supaya penanggalan Islam dimulai dari hijrahnya Rasulullah SAW dari Kota Makkah ke Madinah, yakni tahun 622 M. Akhirnya, usulan ini diterima dan ditetapkan sebagai permulaan tahun Hijriyah.
Secara harfiah, hijrah adalah berpindahnya sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Adapun secara istilah, hijrah adalah pindahnya Rasulullah SAW dari Kota Makkah ke Madinah, dalam rangka menyelamatkan akidah umat Islam dari gangguan dan ancaman kaum kafir Quraisy.
Hijrah ke Madinah merupakan momentum perubahan dan pembebasan umat Islam dari semua belenggu diskriminasi dan kedzaliman. Orang-orang Muslim yang berhijrah dari Mekah disebut Muhajirin, sedangkan penduduk Muslim Madinah yang menolong mereka dinamakan Anshar (kaum penolong).
Setidaknya ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari peristiwa hijrahnya Rasulullah bersama para sahabatnya :
1. Hijrah menuju hal yang lebih baik
Jika Rasulullah dan para sahabatnya berhijrah dari Makkah (Tempat dimana umat islam mendapat kedzaliman dan penindasan dari kafir quraisy) menuju Kota Madinah (yang aman, tentram dan mendapatkan pertolongan). Maka hal yang bisa kita aplikasikan sekarang adalah berhijrah dari hal-hal yang kurang baik menjadi lebih baik. Dari ibadahnya, amalannya, akhlaknya, ikhtiarnya, semangatnya dll.
2. Semangat jalin ukhuwah (persaudaraan) dan saling tolong menolong
Seperti yang sudah dipraktekkan oleh kaum muhajirin dan anshar. Bahwa mereka tau jika mereka adalah bersaudara. Maka tidak ada yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan selain menolong bagi yang membutuhkan. Kesetiaan kaum anshar membantu kaum muhajirin diabadikan di dalam surat Al-Hasr ayat 9 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. Hal itu selaras dengan firman Allah di dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang berbunyi :
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Kesimpulannya, Di dalam momentum tahun baru islam ini, selain kita harus bermuhasabah diri dari perbuatan masa lalu dan berhijrah menuju lebih baik, seyogyanya kita juga harus menguatkan ukhuwah (persaudaraan) kita. Perbedaan itu pasti ada. Dan perbedaan adalah rahmat. Jangan jadikan perbedaan itu sebuah alasan untuk saling bermusuhan dan saling menjatuhkan.
Semoga kita menjadi anshar-anshar selanjutnya yang menolong “muhajirin-muhajirin” yang ada di sekitar kita. Hingga akhirnya akan terwujud ketenangan-ketenangan hati, jiwa dan lingkungan di sekitar kita. Aamiin
Wallahu a’lam bish-showaab
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi).