Nasehat Dhuha Senin, 6 September 2021 | 28 Muharram 1443 H| Oleh: Ust M Riza Prima Matondang
Klikbmi, Tangerang- Tema nasehat dhuha kita kali ini adalah tentang betapa singkatnya umur kita. Mari kita telaah ayat Quran di bawah ini.
Allah Ta’ãlã berfirman:
قٰلَ إِنْ لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا لَّوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dia (Allah) berfirman, Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.” [Q.S. Al-Mu’minun/23: 114]
Allah Ta’ãlã juga berfirman:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
(“Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” [Q.S. Al-Hajj/22: 47]
Mari kita analisis berdasarkan Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran absolut.
1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia;
24 jam di akhirat = 1000 tahun di dunia;
3 jam di akhirat = 125 tahun di dunia;
1,5 jam di akhirat = 62,5 tahun di dunia.
Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit (baca, hitungan akhirat) hanyalah 1,5 jam saja. Berbicara mengenai umur kehidupan di dunia, tepatlah bila disandingkan dengan tujuan hidup. Imam Al-Ghazali, berkata, “Setiap kita yang dilahirkan, hendaklah mengetahui siapa diri kita, mengapa dilahirkan, untuk tujuan dan tugas apa dalam hidup, dan kemana hendak pergi setelah maut menjemput. Betapa hidup itu bukan hanya sekedar hidup dalam konotasi yang sederhana, yaitu mulai dari fase bayi, anak-anak, remaja, menjadi dewasa, menikah, punya anak, mati dan selesai. Ada episode yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah Ta’ãlã sebagai pemilik kehidupan.”
Sebuah episode kehidupan yang seolah-olah panjang dan terlenakan, ternyata sungguh amat singkat. Begitu banyak waktu yang kita habiskan buat urusan yang sia sia. Waktu malam dihabiskan buat bergadang dan terlelap dipelukan bantal. Siang sibuk dengan aktivitas dunia tanpa henti hentinya, seolah butuh waktu tambahan yang lebih dari 24 jam.
Lalu apa yang sudah kita perbuat dengan waktu yang singkat itu, ingat hanya 1,5 jam saja usia kita didunia ini. Coba kita lihat bagaimana para salafus saleh dalam mengelola usia hidupnya, mereka para salafus saleh meninggalkan banyak pelajaran berharga dalam menghargai waktu. Mereka adalah contoh terbaik dalam menggunakan waktu. Imam Ibnu Jarir Ath-Thabarí (223 H-310 H) sepanjang hidupnya tercatat telah mengumpulkan 358 ribu halaman dari berbagai karangannya. Jika kita perkirakan masa kanak-kanak beliau sebelum baligh 14 tahun, maka dapat disimpulkan beliau menulis 14 halaman setiap harinya.
Begitu pula dengan Imam Ibnu Al-Qayyim, beliau tidak rela kehilangan waktunya karena safar (suatu perjalanan), sehingga selama safarnya beliau mengisinya dengan menulis hingga menghasilkan karya “Zãdul Ma`ãd”. Imam Nawawi tidur dengan bersandarkan sebuah buku yang ditegakkan pada dagunya, begitu buku itu terjatuh maka beliau terjaga dan kembali menggoreskan tintanya.
Itulah beberapa gambaran para salaf dalam menggunakan waktunya. Mereka tidak ingin waktu terbuang sia-sia tanpa suatu amalan yang bermanfaat. Sekarang marilah kita bertanya pada diri kita, sudahkah kita mengikuti jejak mereka dalam menjaga waktu? Berapa hadis dan ayat yang telah kita baca dan kita hafal pada hari ini? Seberapakah amalan kebaikan yang kita lakukan pada hari ini? Ini menjadi instropeksi pada diri kita untuk menyusun program sehingga amalan kita dapat terarah dan dapat dievaluasi.
Semoga Allah Ta’ãlã mudahkan seluruh apa apa yang kita kerjakan sebagai aktivitas yang bernilai di akhirat kelak. Wallahu a’lam
Mari terus ber-ZISWAF
(Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017
1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan
Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)