Wakil Ketua Umum Koperasi Astra, Bambang Wijanarko : ” Pandangan Kamaruddin Batubara Sering Kontroversial, Berani Melawan Teori Manajemen Kapitalis”

BMI Corner

Klikbmi.com, Tangerang – Eksistensi Koperasi Benteng Mikro Indonesia (Koperasi BMI) begitu diperhitungkan di Indonesia, Selain dari Pemerintah dalam hal ini Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, yang pada RAT Koperasi BMI Tahun Buku 2019 hadir dan mengatakan dengan bangga bahwa Koperasi BMI yang assetnya tumbuh 4 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional, pengakuan lain datang juga dari sesama pegiat koperasi dan berbagai Koperasi Besar di Indonesia. Salah satunya yakni Koperasi Astra . Koperasi Astra yang sudah berusia  30 tahun ini mengadakan Talkshow pada Acara Employee Appreciation Day Koperasi Astra yang berlangsung Kamis, 27 Februari 2020 di Taman Impian Jaya Ancol. Materi yang di sharing pun tidak tanggung tanggung, yakni membangun engagement (keterikatan) dengan anggota Koperasi Syariah BMI. Bukan tanpa alasan, Manajemen Koperasi Astra mengundang Kamaruddin Batubara sebagai Narasumber Utama. Kamaruddin Batubara dinilai telah berhasil membentuk kemandirian Koperasi BMI yang dipimpinnya hingga berkarakter dalam pemberdayaan dan bermartabat dalam pelayanan. Wakil Ketua Umum Koperasi Astra, Bambang Wijanarko mengatakan bahwa acara tersebut dilaksanakan dalam rangka memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi. ” Pagi hari kamis, (27/2) para Leader, Section Head hingga General Manager mengikuti acara talkshow dengan Presdir Koperasi BMI, Pak Kamaruddin Batubara. Siangnya baru seluruh karyawan mengikuti Employee Day. Tujuan Acara pagi adalah memberikan tambahan wawasan kepada para leader untuk mengembangkan engagement kepada anggota, kita belajar dari salah satu koperasi besar di Indonesia, bagaimana Koperasi BMI bisa mengembangkan engagement tersebut dan melihat insight apa yang bisa diambil untuk pekerjaan mereka di kemudian hari ” Ujar Bambang Wijanarko.

Presdir Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara (kiri) menjadi narasumber tunggal pada acara Talkshow dalam rangka Employee Appreciation Day, Koperasi Astra, didampingi oleh Wakil Ketua Umum Koperasi Astra, Bambang Wijanarko (Kanan), Kamis, (27/2) Foto : Istimewa

Bambang Wijanarko menilai bahwa Koperasi BMI adalah salah satu koperasi yang terbaik dalam mengembangkan engagement kepada anggota. ” Kalau Bahasa beliau (Kamaruddin Batubara-red), adalah militansi anggota. Di Koperasi BMI saya lihat banyak kegiatan yang bertumpu pada kebutuhan anggota (member need). Ini sangat selaras dengan tujuan Koperasi Astra yakni membangun kesejahteraan buat anggota. Bambang juga menjelaskan bahwa selama ini Koperasi Astra juga sudah mengembangkan banyak hal, namun kami tidak tidak mau seperti katak dalam tempurung “Kami tidak mau merasa ini yang dilakukan sudah yang terbaik, makanya kami bekerjasama dengan Corporate Communication Astra untuk menilai apa saja yang harus kami kembangkan, dan juga mendapatkan masukan benchmarking dari Koperasi Koperasi terbaik di Indonesia, dan dalam hal ini kami sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk mendengar langsung masukan dari Pakar Koperasi, Saudara kami Bapak Kamaruddin Batubara, yang sudah teruji kepakarannya, ” Ujar Bambang lebih lanjut. Tak ayal, pengakuan pengakuan tulus seperti itulah yang menyebabkan Kamaruddin Batubara diganjar dengan berbagai prestasi dan penghargaan tertinggi, diantaranya, Satyalenca Wira Karya dari Presiden Jokowi Tahun 2019, Lencana Bakti Koperasi dari Kementerian Koperasi dan UKM RI Tahun 2017, Koperasi Penggerak Pembangunan dari Menteri PPN / Kepala Bappenas, Tahun 2017, hingga dikukuhkan sebagai Koperasi Pengumpul Wakaf Terbanyak Nasional Tahun 2019. Suatu prestasi berskala Nasional yang tidak akan mungkin diraih tanpa dedikasi penuh pengabdian yang konsisten dan terencana.

Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara, yang memenuhi undangan Koperasi Astra sebagai narasumber tunggal , membawakan tema “ Membangun Militansi Anggota Koperasi BMI”. Tema itu diambil oleh Kamaruddin Batubara mengingat maju mundurnya koperasi tergantung dari tingkat partisipasi anggotanya dalam memberikan kontribusi kepada koperasi itu sendiri. Kamaruddin Batubara memberikan pemahaman kepada karyawan Astra bahwa koperasi sejatinya adalah gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya serta mewujudkam tatanan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat yang maju adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.(Pasal 3 UUD 25 tahun 1992).

Suasana interaktif saat Presdir Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara menjadi narasumber tunggal pada Acara Employee Appreciation Day, yang diselenggarakan oleh Koperasi Astra, Kamis (27/2) di Jakarta. Foto : Istimewa

Sejak awal perjalanan, Koperasi BMI selalu konsisten dalam menerapkan model BMI Syariah. Kenapa dengan Model BMI Syariah? Menurut Kamaruddin Batubara, Model BMI Syariah adalah sebuah skema dengan 5 instrumen pelayanan pemberdayaan berupa sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi melalui budaya menabung dan ZISWAF (Zakat,Infaq, Sedekah dan Wakaf) untuk menciptakan kemandirian yang berkarakter dan bermartabat sesuai prinsip prinsip Syariah dalam menciptakan kemaslahatan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Ciri khas dan karakter bangsa Indonesia yang gemar bergotong royong dan memiliki rasa kekeluargaan yang kuat menjadi modal dasar untuk menumbuhkan penguatan partisipasi anggota sebagai kekuatan utama membentuk kemandirian koperasi yang berkarakter dan bermartabat. Koperasi BMI berhasil memadukan konsep pinjaman dan pembiayaan syariah dengan pola pemberdayaan anggota secara konsisten yang semuanya berbasis kepada kebutuhan anggota. Perpaduan itu berujung pada keberanian Koperasi BMI untuk menumbuhkan usaha baru anggota tidak hanya menumpang sukses saja terhadap usaha yang sudah berjalan. Prinsip pemberdayaan anggota sebagai pemilik, anggota sebagai pengguna  dan anggota sebagai pengendali betul betul diterapkan di Koperasi BMI.  Sampai sampai karyawan Koperasi BMI Pun hampir 60 persen adalah anak anak anggota yang didik dan diberdayakan, bahkan tidak jarang mereka yang lulus paket C binaan Koperasi BMI juga direkrut sebagai karyawan . Sungguh suatu pola pemberdayaan yng menyentuh langsung ke akar rumput, hingga tidak aneh jika militansi anggota Koperasi BMI begitu kuat.

Dalam menjalankan system operational procedur (SOP) Koperasi pun, dilakukan porses screening awal yang istimewa, mengadopsi sistem Grameen Bank nya Muhammad Yunus yang sudah dimodifikasi ke dalam Model BMI Syariah. Prinsip yang paling istimewa adalah model perekrutan anggota yang memanfaatkan potensi kaum marjinal terutama Ibu Ibu di pedesaan yang memiliki rasa solidaritas yang tinggi, yang dihimpun lewat kelompok kecil lalu tergabung dalam suatu kelompok yang dinamakan rembug pusat setelah melalui berbagai uji kelayakan dan latihan wajib kumpulan. Disini ditumbuhkan sifat memiliki sebagai anggota koperasi, sifat saling mengingatkan dan mengawasi satu sama lain dalam suasana kekeluargaan. Inilah inisiasi awal yang prudent, hingga tidak aneh jika kualitas pembiayaan di Koperasi BMI begitu moncer, hanya di bawah 1 % saja NPF yang timbul selama ini. Prinsipnya sebelum menjadi anggota , calon anggota diarahkan terlebih dahulu mindset dan pola pikirnya agar terbentuk pribadi pribadi yang memiliki karakter yang sejalan dengan prinsip koperasi, gemar bergotong royong dan kekeluargaan. Setelah usaha berjalan, dilakukan pendampingan usaha dalam teknis dan pemasaran sehingga kualitas produksi betul betul terjaga dan bisa bersaing di pasaran. Lantas kenapa harus syariah? 7 ajaran ekonomi syariah yaitu tidak zalim, jujur, amanah, peduli kepada orang lain, mengejar keuntungan dunia akhirat,bersyukur dan qanaah menjadi pijakan kuat untuk menyempurnakan tujuan berkoperasi mewujudkan pemerataan ekonomi yang mensejahterakan. Sebagaimana diketahui bersama, pertumbuhan ekonomi yang terjadi seringkali malah memicu kesenjangan ekonomi, maka ajaran ekonomi syariah melengkapi hal tersebut melalui lima instrumen pemberdayaan di atas dengan cara menabung dan ber ziswaf ( Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf). Bahkan keberhasilan membumikan budaya ZISWAF di kalangan anggota membuahkan penghargaan yang sangat prestisius, sebagai Nazhir wakaf Terbaik Nasional Tahun 2019.

Wakil Ketua Umum Koperasi Astra, Bambang Wijanarko (kanan) menyerahkan plakat penghargaan sebagai narasumber kepada Presdir Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara di Jakarta , Kamis (27/2), Foto : Istimewa

Lekat dengan pemberdayaan dan kegiatan sosial yang kadang melawan mainstream. itu ciri khas Koperasi BMI. Beranggotakan 250.000 ribu anggota yang terdiri dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia ( Kopsyah BMI) dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI), maka Koperasi BMI dalam pengelolaan usaha selalu mengembangkan potensi captive market yang sedemikan besar dengan mendesign pemenuhan semua kebutuhan anggota. Kegiatan sosial yang dilakukan selalu berlandaskan keyakinan dan Ketaatan Kepada Sang Khalik. Hibah Rumah Siap Huni yang sampai saat ini berjumlah 250 unit, Program rumah tanpa DP, Program SANIMESRA (sanitasi masjid musholla dan pesantren,), Geser Dahan ( Gerakan Seribu Sajadah dan AL Quran ), santunan duafa, santunan miskin, qardul hasan, Pemutihan hutang anggota yang terkena bencana dan Program Paket C yang telah meluluskan anak anggota sebanyak 2300 orang merupakan bentuk realita yang jelas jelas sudah dilakukan oleh Koperasi BMI selama ini. Kemanfaatan, kejelian merespon kebutuhan anggota dan integritas pengelola baik pengurus maupun karyawan yang membuat anggota semakin trust dan meningkatkan partisipasinya di Koperasi BMI. Bambang Wijanarko, Wakil Ketua Umum Koperasi Astra mengomentari hal ini. Menurut Bambang Sosok Kamaruddin Batubara sangat konsisten mengembangkan prinsip prinsip perkoperasian. ” Seringkali pandangannya kontroversial terhadap teori teori manajemen selama ini, yang sebenarnya teori manjemen itu sendiri kurang sesuai dengan prinsip koperasi karena dikembangkan dengan prinsip kapitalis. Misalnya dalam mitigasi resiko. Banyak koperasi yang bekerjasama dengan Dukcapil untuk menganalisa pinjaman yang diajukan.Pak Kamaruddin sangat tidak setuju hal itu, karena menurut beliau, koperasi harus dekat dengan anggota, harus tercipta engagement kepada anggota yang baik, tidak diperlukan data dari Dukcapil lagi. Dan itu saya sangat setuju sekali, ” Pungkas Bambang kepada klikbmi.com melalui saluran telekomunikasi. (AH/klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *