“Kita ini orang koperasi, masa kita tidak percaya dengan koperasi. Koperasi BMI yakin, insyallah kita akan berkembang tetap dengan badan hukum koperasi. Semua bisnis kita akan tetap di bawah koperasi”
(Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI)
Klikbmi, Tangerang – Koperasi BMI mendapat kehormatan berupa kunjungan istimewa dari 2 deputi dari dua lembaga berbeda (Selasa,9/3). Panutan S Sulendrakusuma (Deputi III Bidang Perekonomian) Kantor Staf Presiden RI dan Ahmad Zabadi, Deputi Perkoperasian Kemenkop RI. Keduanya disambut antusias oleh Pengurus, Pengawas Operasional, Pengawas Syariah, dan Manajemen Koperasi BMI. Tampak hadir Kamaruddin Batubara (Presiden Direktur Koperasi BMI), didampingi oleh Radius Usman (Wakil Presiden Direktur), Yayat Hidayatullah (Direktur Operasional) dan Makhrus (Direktur Keuangan). H Didi Budiharta ikut menyambut tamu dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pengawas Operasional didampingi Bagus W.D Wicaksono (anggota Pengawas Operasional). Tak ketinggalan H Hendri Tanjung, Ketua Pengawas Syariah yang juga komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) tampak ikut menyemarakkan kunjungan dua tamu istimewa ini. Ikut hadir pada acara ini utusan LPDB – KUMKM yang diwakili oleh Tunggul dan Rena dari Divisi Analisa Usaha.

Membuka acara, maksud dan tujuan kunjungan disampaikan oleh Panutan, dia katakan bahwa ada 2 tema kunjungan kali ini. Pertama, memastikan program prioritas nasional berjalan dengan baik, dan yang kedua adalah empowering. “Kunjungan kita kali ini ada 2 tema besar, yang pertama adalah memastikan program prioritas nasional berjalan dengan baik. Karena ini koperasi kita berharap program untuk koperasi berjalan dengan baik. Kita tahu bersama ekonomi Indonesia menurut Bung Hatta perlu dibangun melalui koperasi. Namun saat ini koperasi dianggap kecil, tetapi kita tahu Koperasi BMI ini bisa menjadi besar seperti ini. Jadi kunjungan kita hari ini mencari tahu apa saja formulanya. Lalu yang kedua kita ingin tahu kelembagaan seperti apa yang tepat untuk empowering UMKM” ujar Panutan membuka maksud dan tujuan kunjungan.
Baca Juga : Koperasi BMI Salah satu Koperasi Besar Sukses https://klikbmi.com/subiakto-tjakrawerdaya-koperasi-bmi-salah-satu-koperasi-besar-yang-sukses-dalam-pengelolaan-usahanya/
Kamaruddin memberikan penjelasan bahwa Koperasi BMI terdiri dari 2 badan hukum koperasi. Koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah (Kopsyah BMI) dan Koperasi Konsumen BMI. Koperasi Simpan Pinjam Syariah Benteng Mikro Indonesia dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia. “Jadi Koperasi BMI terdiri dari 2 badan hukum koperasi. Koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah (Kopsyah BMI) dan Koperasi Konsumen BMI. Koperasi Simpan Pinjam Syariah Benteng Mikro Indonesia dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia. Aset Kopsyah saat ini Rp 699 Milyar. Adapun Simpanan Pokok kami Rp 10 Ribu, Simpanan Wajib Perdana Rp 5 Ribu dan tidak ada Simpanan Wajib bulanan, hanya anggota yang akses pinjaman/pembiayaan saja yang memberikan simpanan wajib selanjutnya. Simpan Pinjam & Pembiayaan menerapkan Model BMI Syariah dengan konsentrasi pada pemberdayaan dan taa’awun atau sosial untuk keuntungan dunia dan akhirat. Produk kami didesain sesuai kebutuhan anggota. Kami melaksanakan konsep tanpa agunan dan penjamin hal ini sesuai dengan QS. Al-Baqarah ayat 282 dan 283. Jika anggota tidak bisa bayar karena kesulitan ekonomi atau pailit akan diputihkan, hal ini selaras dengan QS. Al-Baqarah ayat 280” ungkap Kamaruddin membuka materi.

“Kopmen Benteng Muamalah Indonesia sampai hari ini sudah berusia 2 tahun lebih dengan Aset 25 Milyar. Target utama pasar kami adalah anggota, mereka merupakan captive market bagi kita. Kopmen BMI berfokus pada bisnis Minimarket dan Grosir, PPOB, Kontruksi dan Toko Bangunan, Cafe, Tour & Travel, Elektronik, Hand Phone, Furniture, Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat. Kami sediakan semua kebutuhan anggota kami dengan baik. Kami juga sedang dalam rencana mendirikan pabrik bio ethanol, air mineral, pupuk hayati, pertanian, peternakan, dan perikanan” papar Kamaruddin melanjutkan.
Kamaruddin lebih lanjut mengatakan bahwa Koperasi BMI juga memberikan pembinaan dan pembiayaan pada petani. Ada petani oyong, timun, cabe, kol dan peternakan kambing. “Kita bina petani dengan memberikan pembiayaan tanpa cicilan. Jadi mereka kita berikan modal, lalu untungnya kita bagi 65 % untuk petani dan 35% untuk koperasi, kita akadkan dengan akad musyarokah” ujar Kamaruddin soal pertanian dan peternakan.
Baca Juga : Koperasi BMI Koperasi Sehat Dan Sangat Berkualitas https://klikbmi.com/webinar-nasional-koperasi-bmi-modernisasi-koperasi-langkah-maju-menuju-koperasi-sehat-dan-sangat-berkualitas/
“Selain pertanian dan peternakan, koperasi juga membangun rumah bagi siapapun yang membutuhkan. Pembangunan rumah, masjid dan bangunan lain kita juga bangun karena kita punya Divisi Toko Bangunan dan Konstruksi di Kopmen BMI. Kopmen BMI juga memiliki divisi Tour and travel yang melayani perjalanan termasuk umroh dan haji. Kita juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial secara rutin, kita melaksanakan santunan 1000 yatim tiap tahun , santunan tahfiz , sunatan massal 300-500 anak tiap tahun, ambulan gratis samapai saat ini 5 unit, santunan dhuafa @ Rp 250 Ribu s.d. Rp 500 Ribu tiap bulan, santunan kursi roda , santunan kaki palsu, operasi bibir sumbing, kanker, tumor, anak tanpa anus dan katarak , pengobatan gratis, santunan kebakaran dan bencana alam lainnya, santunan untuk masjid tiap ramadhan, umroh untuk anggota dan karyawan tiap tahun dan buka bersama bersama yatim dan santunan tiap tahun” terang pria tinggi besar ini.
Dalam
kesimpulannya Kamaruddin menjelaskan soal pengembangan bisnis koperasi tidak
boleh menggunakan Perseroan Terbatas (PT) tetapi harus istiqomah menggunakan
badan hukum koperasi. “Kita ini orang koperasi, masa kita tidak percaya dengan
koperasi. Koperasi BMI yakin, insyallah kita akan berkembang tetap dengan badan
hukum koperasi. Semua bisnis kita akan tetap di bawah koperasi. Saat ini kita
punya Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan Koperasi
Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Dan akan masuk ke koperasi
produsen, kita telah siapkan nama Koperasi Produsen Benteng Madani Indonesia.
Jadi holding kita nanti adalah Koperasi BMI” ujarnya sangat yakin dengan konsep
koperasi.
Ahmad Zabadi dalam acara ini berbicara tentang bagaimana membangun bisnis jaringan koperasi yang kuat. Pemekaran atau pembagian (spin off) kelembagaan bisa menjadi salah satu solusi. “Jika koperasi di Indonesia tidak merekayasa kelembagaan dengan spin-off, bisnis koperasi akan tertinggal jauh dari bisnis lainnya. Spin off adalah pembagian organisasi ke berbagai sektor usaha baik jasa, produksi, dan konsumsi. Kelembagaan koperasi ini membentuk badan hukum baru yang beroperasi di bawah sistem grup, holding atau konsorsium. Holdingnya tetap harus koperasi. Spin off ini dilakukan untuk pengembangan koperasi secara transformatif untuk menyikapi kondisi internal dan menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang dinamis,” ujar Ahmad Zabadi menjelaskan.
“Sasaran dilaksanakan spin off ini agar terwujudnya koperasi sebagai badan usaha yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri, sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang lebih berperan dalam perekonomian nasional. Kemkop UKM sendiri terus mengupayakan pembagian atau spin off usaha koperasi di Indonesia untuk memperkuat bisnis jaringan koperasi. Tren global saat ini koperasi secara horisontal sudah mulai membangun jaringan bisnis di tingkat koperasi primer dengan melakukan pembagian atau spin off. Saya harap model pengembangan Koperasi BMI ini bisa menjadi role model nasional. Sehingga korporasi koperasi atau konglomerasi bisnis koperasi dapat terwujud” pungkas pria bersahaja ini. (Sularto/Klikbmi).