Nasehat Dhuha Rabu, 25 Mei 2022 | 24 Syawal 1443 H | Oleh : Fakhry Fadhil, S.Sy , M.H
Tangerang, Klikbmi.com – Suhadi (70 tahun) dan istrinya, Lusiah (60 tahun) bukanlah orang yang hidup dengan harta berkecukupan. Puluhan tahun mengarungi bahtera rumah tangga, mereka tak memiliki keturunan. Harta mereka satu-satunya hanya sebuah rumah sederhana di tengah padatnya Kampung Dukuh RT 01 RW 01, Kelurahan Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Di usianya yang sudah sepuh, syaraf terjepit dan rematik menjadi teman mereka sehari-hari. Namun, keterbatasan itu mereka jalani dengan bahagia. Dibalik kebahagiaannya, ada kisah menggugah tentang pasutri yang memiliki hati selembut kapas dan seluas samudera itu. Seperti ini kisahnya :
Sejak pukul 7 pagi, sudah menjadi kebiasaan Suhadi duduk di bangku teras rumahnya. Dengan begitu, Suhadi bisa menikmati sinar matahari pagi yang langsung menerpa ke badannya. Pagi di pertengahan 2018 silam itu, Suhadi tengah menunggu istrinya pulang dari Pasar Sepatan. Sesekali ia menunduk, memijat pelan kakinya. Dengan pijatan itu, sakit rematik yang menjalar di kakinya perlahan reda. Tak lama kemudian ;
”Assalamualaikum bah,” salam yang terdengar dekat di telinga membuat Suhadi memalingkan wajahnya ke depan. Ucapan salam itu datang dari seorang pria. Ia berdiri di depan teras rumahnya. Di belakangnya, pria itu membawa seorang wanita, anak-anaknya dan koper pakaian.
Setelah menjawab salam, Suhadi bertanya-tanya siapa sosok keluarga kecil yang singgah ke rumah tersebut. Suhadi sama sekali tak mengenali wajah mereka. Jikalau saudara, tentu ia langsung mengenalnya, meski kerabat jauh sekalipun.
”Awalnya, saya nggak mengenali siapa mereka, boro-boro saudara, anak aja nggak punya,” terang Suhadi mengawali kisahnya kepada Dai Muamalah Kopsyah BMI, Selasa 24 Mei 2022.
Pria yang datang ke rumahnya itu bernama Dahlan. Niatnya mendatangi Rumah Suhadi adalah meminta tumpangan sementara sembari mencari pekerjaan di Pasar Sepatan. Namun, Suhadi tak langsung mengiyakan. Ia terus mencecer identitas Dahlan yang diketahui berasal dari Cianjur, Jawa Barat itu. Barulah Suhadi percaya setelah mendengar keterangan dari istri Dahlan bahwa ia merupakan kerabat dari rekan istrinya Lusia saat dulu masih berkerja
Suhadi pun langsung trenyuh mendengar kesulitan Dahlan. Keluarga ini datang ke Tangerang hanya bermodal dengkul dan pakaian. Tanpa basa-basi, hari itu juga Suhadi menyediakan satu kamar khusus untuk Keluarga Dahlan hingga mereka bisa mandiri.
BACA JUGA : Kegembiraan Di Sudut Bogor
Kendati demikian, rumah Suhadi bukanlah kediaman semewah yang di televisi. Atapnya sudah bocor di sana-sini. Temboknya yang terbuat dari bilik pun sudah berlubang di sana-sini. Lusiah sebenarnya memiliki usaha keripik singkong.
Penganan ini biasanya dititipkan di warung-warung terdekat sekitar rumahnya. Dengan pendapatan rata-rata Rp 400 ribu perminggu atau Rp 1,2 juta perbulan, ternyata pasangan ini tetap saja belum mampu untuk memperbaiki apalagi membangun rumahnya. Hampir setengah pendapatan mereka habiskan untuk berobat. Di tengah kondisi itupun, mereka masih memberi tumpangan bagi keluarga yang tak memiliki ikatan darah sekalipun.
”Alhamdulillah, datangnya Dahlan dan keluarga membuat ramai rumah ini waktu itu,” terang Lusiah.
Seiring berjalanya waktu, tak terasa sudah 3 tahun Keluarga Dahlan tinggal bersama Ibu Lusiah dan Pak Suhadi. Singkat cerita, kondisi ekonomi Dahlan sudah mulai membaik. Mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal mengontrak di tempat lain.
Setelah mengontrak, Istri Dahlan yang juga anggota Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia menjadikan rumahnya menjadi tempat rembug pusat. Informasi adanya program hibah rumah siap huni (HRSH) gratis untuk non anggota membuat mereka bergeming.
Ketua Rembug Pusat bersama anggota BMI lainnya mengajak Ayun Darsih (Manajer Cabang Sepatan saat itu-red) untuk melihat kondisi rumah Suhadi. Istri Dahlan lah, orang pertama yang meminta. Meski, mereka masih mengontrak, Dahlan paham bahwa Ibu Lusiah dan Pak Suhadi harus tinggal di tempat yang layak di usia senjanya. Dan akhirnya, BMI membangun ulang rumahnya menjadi lebih baik.
Rumah Ibu Lusiah dan Pak Suhadi menjadi unit HRSH Kopsyah BMI yang ke-331. Pemotongan pita peresmian HRSH ke 331 dilakukan oleh Direktur Keuangan Kopsyah BMI Makhrus, Camat Sepatan Dadang Sudrajat beserta tamu undangan, Rabu 24 November 2021 lalu. Oleh BMI, atap berlubang kini berubah menjadi asbes yang kokoh karena ditopang baja ringan. Pasutri itu kini bisa tidur pulas tanpa gangguan serangga karena terhalang hebel rumah barunya. Lantainya yang tanah kini berganti keramik.
BACA JUGA : Kopsyah BMI Siapkan MCK Gratis untuk Masjid Al Hikmah, Subang
Inilah kekuasaan Allah SWT dalam memberikan rezeki, setiap orang yang tidak memiliki hartanya banyak tapi pasti memiliki rezekinya. Banyaknya harta belum tentu bisa membatu orang yang kesulitan, akan tetapi orang yang tidak memiliki harta banyak mempunyai niat yang ikhlas dalam menolong dan membantu orang yang allah akan jamin rezekinya. Inilah yang di maksud dengan harta yang tak di sangka-sangka.
Allah berfirman dalam QS. At-Talaq Ayat 3
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu
Rezeki untuk Pak Suhadi adalah buah kebaikan yang berikan mereka untuk Keluarga Dahlan yang tiga tahun menumpang dirumahnya. Sehingga menjadikan wasilah untuk Allah SWT membalas kebaikan Pak Suhadi dan Ibu Lusiah.
Melakukan perbuatan kebaikan merupakan perintah Allah SWT dalam QS. Al-Jumu’ah Ayat 10
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.
Mari terus ber-ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1, Bank BSI a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888.
(Togar Harahap/Klik BMI)