Josss! Perdana Di Kota Bogor, BMI Bangun Dua Rumah Gratis Sekaligus

BMI Corner

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 103).

Klikbmi, Tangerang – Perjuangan BMI memperkenalkan ekonomi gotong royong di tengah masyarakat seperti tak pernah mengenal kata pupus. Memberi dan terus memberi. Termasuk di wilayah ekspansi baru sekalipun. Tepat di hari Rabu 24 November 2021, Koperasi BMI baru saja membangun dua rumah gratis sekaligus untuk warga Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Ialah Abdul Rahman dan Umar Said, keduanya adalah penerima rumah gratis dari Kopsyah BMI. Keduanya sama-sama berusia 52 tahun. Abdul Rahman adalah seorang penjual kembang. Mereka baru sebulan menjadi anggota Koperasi BMI. Bersama keluarganya, mereka hidup di rumah yang hampir rubuh tanpa sanitasi di Kampung Bondes, RT 005, RW 009, Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal.

Buah Manis Kesabaran Atih, Perajin Tikar Pandan asal Ciseeng, Selengkapnya baca di: Lewat HRSH, Ziswaf BMI Kembali Menggebrak Bogor

Kepada KlikBMI, Manajer Cabang Tanah Sareal Khasun mengatakan, bagian rumah Abdul Rahman sudah banyak yang lapuk. Kuda-kuda dan gording atap sudah banyak dimakan jamur. Sampah berserakan di mana-mana. Saat melakukan verifikasi, Khasun mengaku terkejut, karena ia tak menemukan wc atau tempat mandi di rumah tersebut. Untuk urusan membuang hajat biologisnya, Keluarga Abdul Rahman harus menumpang di rumah tetangganya.

”Penghasilannya yang hanya Rp50 ribu sehari habis untuk makan sehari-hari. Keluarga Abdul Rahman juga tak mampu membangun wc dan kamar mandi,” terang Khasun saat dihubungi BMI.

Foto bersama usai peletakan batu pertama HRSH untuk anggota di rumah milik Abdul Rahman, Kampung Bondes, RT 005, RW 009, Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal.

Sementara, Umar Said adalah lajang yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Ia tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang berjarak 100 meter dari rumah Abdul Rahman. Ia menempati rumah kecil dengan ukuran 6×5 meter, berlantaikan semen yang berlubang dan lembab, berdinding triplek dan semen, dengan tiang penyangga dari kayu yang lapuk. Ketika musim hujan tiba, atap genting rumahnya bocor.

Luapan air dari jalan kerap langsung mengalir dan menggenangi rumahnya. Hewan melata seperti lipan dan tikurs tak asing lagi baginya. Kondisi rumah yang didiaminya tampak memprihatinkan dan bisa disebut tidak layak huni.

”Pak Umar tinggal bersebelahan dengan rumah kakaknya. Kondisi keuangan sang kakak juga tak lebih baik dari dirinya. Jika tak ada uang untuk makan, Umar harus ke rumah sang kakak. Tapi Pak Umar tetap berusaha mencari nafkah,” jelasnya.

Abdul Rahman dan istri di depan rumah sebelum dibangun ulang oleh Kopsyah BMI.

Peletakan batu pertama dua rumah gratis disaksikan langsung oleh Kasi Kemasyarakatan Kecamatan Tanah Sareal Mira, Kasi Pemerintahan dan Trantib Yudi. Sementara hadir dari BMI yakni Staf Ziswaf Kopsyah BMI H Puryadi, Manajer Area 08 Asep Hendra dan Manajer Cabang Tanah Sareal Khasun.

Dalam sambutannya, Kasi Kemasyarakatan Kecamatan Tanah Sareal Mira mengungkapkan kekagumannya kepada aksi sosial BMI. Meski belum setahun beroperasi di daerahnya, BMI telah menunjukkan kontribusi sosialnya kepada masyarakat tak mampu.

”Sunggu luar biasa, saya salut dengan koperasi BMI yang punya program hebat (HRSH) seperti ini. Saya terima kasih banget, karna saya tahu gimana kondisi rumah keduanya (Abdul Rahman dan Umar Said). Semoga ke depan BMI semakin jaya, karena baru ini ada koperasi di Tanah Sareal yang langsung menggebrak lewat kegiatan sosialnya,” singkatnya.  

Peletakan batu pertama HRSH BMI untuk non anggota bernama Umar Said di Kebun Pedes, Tanah Sareal , Kota Bogor.

Manajer Cabang Tanah Sareal Khasun menjelaskan bahwa Kopsyah BMI sebagai koperasi syariah memiliki perhatian dan tanggung jawab lebih besar kepada kehidupan beragama. Koperasi syariah, bukan saja dilandasi oleh semangat keluargaan dan kegotong-royongan tetapi juga menjadi penyebar ibadah muamalah sebagai implikasi dari pelaksanaan ajaran Al Quran dan Hadist.

 “Dengan Model BMI Syariah, kami berkoperasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, meningkatkan taraf pendidikan anggota dan anak anggota, menjaga kualitas kesehatan anggota dan keluarganya, menumbuhkan jiwa sosialnya dan meningkatkan praktik spiritualnya. HRSH merupakan perwujudan pilar sosial dan spiritual anggota,” terangnya.

Dalam sambutannya, Khasun mengajak para tamu untuk menjadi anggota BMI. Dengan bergabung menjadi anggota BMI, anggota tidak hanya mendapatkan pelayanan pembiayaan namun juga membantu meringankan anggota lainnya yang dilanda kesusahan.

Staf Ziswaf Kopsyah BMI H Puryadi melakukan peletakan batu pertama HRSH BMI untuk non anggota bernama Umar Said di Kebun Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor

“Biaya pembangunan rumah Keluarga Abdul Rahman ini berasal dari dana kebajikan. Yakni 1 persen setiap pencairan pembiayaan. Dimana 50 persen dari 1 persen tersebut diperuntukkan untuk sosial pemberdayaan sementara 50 persen lagi dipakai untuk pengembangan diri atau Capacity Building. Sementara, untuk rumah Pak Umar Said dari infaq anggota,” paparnya.

Terpisah, Ketua Pengurus Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara menyampaikan bahwa koperasi yang benar adalah yang memberikan banyak manfaat kepada masyarakat dan memainkan peran sosial secara masif.

“Hibah Rumah Siap Huni dan santunan rumah bagi anggota sebagai bukti bahwa koperasi, memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat. Pandemi menjadi seleksi alam yang nyata, koperasi mana yang benar dan milik anggota. Mudah mudahan anggota koperasi BMI semakin kuat komitmennya dan militansinya untuk saling tolong menolong demi kesejahteraan bersama, ” ujar Kamaruddin.

Umar Said (52 Tahun) berfoto di depan rumah sebelum dibangun ulang oleh Kopsyah BMI.

Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang koperasi, pasal 4, ditegaskan bahwa fungsi koperasi mencakup bidang sosial dan ekonomi. Kamaruddin menyebut, di Koperasi BMI ditambahkan menjadi lima, ada bidang pendidikan, kesehatan dan spiritiual. Dikatakannya, Model BMI Syariah mampu menjadi penggerak dan pemicu agar kita berbisnis atau bermuamalah bukan hanya untuk kepentingan dunia saja, melainkan untuk investasi akhirat.   

“Jika orang ketaatan spiritualnya bagus, maka sedekah dan infaqnya juga pasti bagus. sehingga makin memberikan manfaat kepada orang yang membutuhkan bantuan. Internalisasi norma dan nilai pada Kopsyah BMI telah menciptakan semangat saling berbagi kepada anggota lainnya untuk bersama-sama berzakat, berinfak, bersedekah dan berwakaf,” tandasnya.

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *