Jakarta, Klikbmi.com: Presiden Direktur Koperasi BMI Grup Kamaruddin Batubara yang karib disapa Kambara menjadi salah satu panelis diskusi acara bedah buku The Prabowo Mind, The New Indonesia Economy 5.0 Manifesto. Acara yang diselenggarakan oleh Universitas Pertahanan Nasional (Unhan) dilaksanakan di ruang Strategi Pertahanan Semesta Kampus Unhan Jakarta Selasa, 12 November 2024.
Buku yang ditulis oleh Frans Meroga Surung Raja Panggabean bersama Bayu Endro Winarko tersebut dinilai Kambara sangat menarik karena membahas tentang pandangan dan rancangan mencapai ekonomi indonesia 5.0 yang berfokus pada transformasi ekonomi melalui kecerdasan buatan (Al), inovasi teknologi, dan upaya meningkatkan daya saing global salah satunya melalui penguatan Koperasi.
Kambara memulai sesi panelis diskusi dengan menyampaikan pandangan Bung Hatta bahwa cita-cita Koperasi Indonesia menentang individualisme kapitalisme secara fundamental. Ia memaparkan visi berkoperasi menurut bung hatta tidak hanya sebagai entitas bisnis tapi sebagai wadah untuk mendorong solidaritas dan keadilan ekonomi.
“Visi berkoperasi itu tidak mudah, pasti berlawanan dengan kapitalisme, karena solidaritas itu kalau kita sederhanakan artinya setia kawan, kalau sudah setia kawan tidak akan ada yang teman makan teman. Ini menjadi persoalan bagaimana membuat bangsa ini berkoperasi sesuai dengan amanat konstitusi” Ungkap Kambara.
Lebih lanjut, Ia memaparkan rangkuman buku bahwa melalui koperasi Indonesia terus berupaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan memberikan kekuatan kepada warganya untuk berkontribusi serta memanfaatkan hasil pertumbuhan ekonomi secara kolektif dan adil.
“Berkoperasi itu berkaitan dengan 5 dasar Pancasila untuk tujuan negara ini, Keadilan sosial untuk warga Indonesia berarti kesejahteraan bersama. Jika ingin Sejahtera bersama maka Koperasilah bentuknya” Tegas pria penerima penghargaan satyalencana wira karya dari Presiden RI tersebut.
Kambara tidak lupa menyampaikan sikap sosial yang dibutuhkan dalam koperasi menurut Bung Hatta yang terangkum dalam buku: (1) rasa solidaritas terutama di perkotaan, (2) sikap percaya diri untuk kepentingan bersama, (3) cinta kepada masyarakat yaitu mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi dan (4) tanggung jawab moral dan sosial. Meskipun menurutnya sikap tersebut kontraproduktif dengan ekonomi kapitalisme.
“Ini praktik-praktik yang kontraproduktif dengan ekonomi kapitalisme, ada 3 praktik ekonomi kapitalisme, sosialis dan campuran, dan koperasi ini pilihannya. Kenapa koperasi? Karena tujuan koperasi adalah pemerataan. Jika sudah berbicara pemerataan tidak akan ada yang kaya pengen kaya, itu harus dibatasi. Jika berbicara tanggung jawab sosial dan moral tidak ada koruptor” Lanjut Kambara.
Diakhir sesi, Kambara menyatakan penulis merangkum buah pikir Prabowo dengan apik melalui buku yang menarik dan berharap dipemerintahan sekarang, Konsep tersebut dapat dilaksanakan.
“Pemikiran luar biasa dari Prabowo jika konsep ini dipraktikkan. Kalau buku ini dipraktikkan maka dibutuhkan kejujuran dan kesetiakawanan. Butuh sentuhan pemerintah bisa melindungi usaha-usaha yang berbadan hukum koperasi. Kalau Koperasi diberi keleluasaan sesuai dengan yang tertulis dibuku ini, akan luar biasa dampaknya” Pungkas Kambara.
Ferry Juliantono, Wakil Menteri Koperasi RI turut hadir menyampaikan Keynote Speech. Menurutnya Buku tersebut menawarkan gagasan pentingnya keberlanjutan, kedaulatan, dan kemakmuran sebagai elemen yang tidak dapat dipisahkan untuk membangun bangsa. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu menciptakan kemandirian ekonomi melalui Koperasi. Lebih lanjut, Wamenkop menegaskan strategi pembangunan koperasi haruslah berorientasi pada pertumbuhan yang berkeadilan.
Dekan Fakultas Keamanan Nasional Mayor Jenderal (Mayjend) TNI Pujo Widodo turut memaparkan pandangannya tertarik pada buku karena membahas terkait keberkelanjutan, kedaulatan dan kemakmuran. Serta Koperasi memiliki potensi besar untuk bertransformasi menjadi wadah konteks ekonomi 5.0.
“Kehadiran Koperasi relevan antara kemajuan teknologi dan keseimbangan. Koperasi wujud nyata ekonomi pancasila dan pelaku utama ekonomi inovatif dan inklusif karena Koperasi menjangkau lebih banyak masyarakat. Ekonomi merupakan bagian internal ketahanan nasional. Oleh karena itu, jika ekonomi diterapkan melalui Koperasi, maka jalan menuju kesejahateraan bersama akan terbuka” Ungkapnya.
Acara yang dimoderatori oleh Kolonel Arifuddin Uksan tersebut turut menghadirkan panelis dan pembedah buku lainnya, yaitu Frans Meroga Panggabean selaku penulis dan Kolonel Kusuma Kepala Program Magister Manajemen Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI. (Nur/Humas)