Klikbmi.com, Tangerang – Sejatinya, sosok Kamaruddin Batubara merupakan pribadi yang biasa saja, sangat terbuka, jauh dari kesan ekslusif dan introvert. Perjalanan hidupnya yang memang ditempa berbagai kesulitan dan kekurangan, menjadikannya sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat dalam memunculkan ide, gagasan dan langkah nyata yang berorientasi terhadap aspek pemberdayaan sosial. Kepeduliannya terhadap nilai nilai sejarah dan kultur budaya dan kearifan lokal, serta gejolak sosial yang ada di sekitarnya, selalu mendasari langkahnya dalam mengambil sikap dan kebijakannya . Selama memimpin Koperasi Benteng Mikro Indonesia (Koperasi BMI) yang saat ini tengah menginjak usia 7 tahun dan operasional 17 tahun, berbagai langkah fenomenal dilakukan oleh Kamaruddin Batubara dalam mengawal pemikirannya mengenai pemerataan ekonomi yang mensejahterakan.
Setidaknya ada tiga hal mendasar yang bisa dikaji dari arah pemikiran dan sikap Kamaruddin Batubara dalam berproses menuju keberhasilan tujuannya. Yang pertama, Keyakinannya terhadap Ajaran Islam sebagai agama yang dianutnya secara kaffah (sepenuh hati-red). Sebagai Muslim yang taat, Kamaruddin Batubara selalu mendasari semua langkahnya berdasarkan syariat yang harus dilakukan selayaknya muslim sejati. Bisnis bagi Kamaruddin bukan sekedar mencari keuntungan dunia semata, tetapi harus mencari keuntungan dunia dan akhirat.” Bermuamalah itu bukan sekedar mencari untung dan rugi, tetapi bagaimana bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena sejatinya hidup itu untuk mati (menuju kematian-red) “Ujar Kamaruddin dalam berbagai kesempatan.
Baca : https://klikbmi.com/kamaruddin-batubara-bermuammalah-bukan-sekedar-untung-dan-rugi/
Atas dasar itu maka banyak sekali langkah dan kebijakan Kamaruddin yang dinilai sangat humanis dan pro terhadap kesejahteraan masyarakat. Walaupun kadang tidak populis, Kamaruddin berani melawan mainstream bahwa bisnis itu harus ada unsur vertikalnya, sebagai sarana pengabdian ibadah kepada sang Khalik sekaligus sebagai sarana bermuamalah.” Ini dakwah muamalah.” Selalu itu yang didengungkan oleh Kamaruddin Batubara dalam setiap kesempatan. Landasan teologis berupa Firman Allah dalam Al Quran diyakini Kamaruddin sebagai instrument utama untuk menggerakkan hati dan pemikirannya untuk berbuat banyak demi kemaslahatan umat. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak yakin dengan perintah Tuhannya bisa menghapuskan hutang 68 orang anggota yang terkena banjir senilai 300 juta rupiah dengan begitu saja? Bagaimana mungkin juga jika tidak memiliki keyakinan yang kuat akan Ridha Allah bisa membangun dan menghibahkan rumah siap huni sebanyak 248 rumah sampai saat ini.? Sementara dirinya sendiri masih mencicil rumah untuk keluarganya? Tidak ada hingar bingar yang berlebih, juga tidak ada dialog dan inventarisasi persyaratan berlebih kepada sang calon penerima hibah rumah. Karena keyakinannya kepada Allah saja yang mengantarkan Kamaruddin menuju sikap yang menjunjung tinggi keadilan dan pemerataan ekonomi yang mensejahterakan.
Kamaruddin menisbikan diri menjadi seorang arranger sekaligus agen kemanfaatan buat umat sekitarnya. “ Allah memerintahkan kita agar tolong menolong dalam taqwa dan kebaikan, jangan tolong menolong dalam kesesatan sebagaimana inti dari Firman Allah QS Al Maidah ayat 2. Bentuk tolong menolong itu jika direfleksikan dalam kondisi masyarakat sekarang ya melalui koperasi. Ruh berkoperasi adalah semangat gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas bangsa ini, Itu harus kita bangkitkan lagi, ” Ujar Kamaruddin Batubara. Koperasi yang dimaksud oleh Kamaruddin adalah koperasi yang bener benar koperasi, bukan yang berkedok koperasi dan mencekik leher rakyat dengan praktek praktek rentenir. Bahkan seharusnya lebih dari sekedar koperasi. “ Kami Koperasi BMI,lebih dari sekedar koperasi. Kami tidak hanya fokus pada layanan simpan pinjam dan pembiayaan saja, tetapi juga fokus terhadap konsep pemberdayaan dengan penguatan partisipasi anggota melalui lima instrument yakni sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Semangat kami adalah pemerataan ekonomi yang mensejahterakan, bukan hanya mengejar pertumbuhan saja. Hingga prakteknya kami berusaha menumbuhkan usaha baru, tidak hanya numpang sukses kepada usaha yang sudah berjalan dan maju saja” Tegas Kamaruddin Batubara. Atas dasar keyakinan itu , maka tidak menjadi aneh jika Koperasi BMI di bawah komando Kamaruddin dikenal sebagai Koperasi pemberdayaan yang memiliki dimensi sosiopereneur yang mumpuni.
Baca : https://klikbmi.com/kamaruddin-batubara-koperasi-bmi-bermuammalah-secara-transparan/
Yang kedua, Konsisten dan istiqamah dalam menterjemahkan arah perjuangan yang telah dicanangkan sejak awal dan penerapan model BMI Syariah. Salah satu kunci sukses Kamaruddin Batubara adalah konsisten dalam menempuh arah perjuangan. Kamaruddin Batubara sampai saat ini masih sangat meyakini bahwa konsep pemerataan ekonomi yang mensejahterakan di Indonesia ini yaitu hanya koperasi sebagai sokoguru. Saking cinta nya terhadap koperasi, Kamaruddin membacakan sendiri unggahan puisinya pada saat RAT tahun buku 2019 yang berjudul Koperasi Indonesia. Saat itu hadir Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki dan pembesar negeri lainnya. Bahkan Begitu bangga nya berkoperasi hingga dirinya merasa sangat masygul jika ada pihak yang mendiskreditkan koperasi dengan hal hal yang jelek saja. Ketika fenomena bank emok atau bank keliling merusak citra koperasi,Kamaruddin Batubara tampil memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meluruskan dan mengurai benang merah masalahnya untuk mencari solusi terbaik. Pun, ketika nama koperasi syariah dicatut sebagai penipu dan pemeras, Kamaruddin tampil di media menegaskan bahwa semua pihak harus fair dengan permasalahan yang ada , jangan menyudutkan koperasi nya.” kita harus apple to apple dalam menilai ini. Tidak fair kalo gara gara segelintir oknum pengurus koperasi itu maka disebut koperasi sebagai dalangnya. Begitu banyak masalah di perbankan tidak pernah menyudutkam perbankan secara umum. Ini harus diluruskan juga supaya berimbang, Saya sendiri tidak pernah mendengar nama koperasi yang disebut itu di Kalimantan Barat.” ” tegas Kamaruddin pada saat wawancara di Bravos Radio Indonesia.
Kamaruddin juga sangat istiqomah dalam menerapkan standar operating sistem (SOP) yang telah disepakati. Semua proses mulai dari inisiasi awal pembentukan rembug pusat dan tahapan selanjutnya dilakukan secara berjenjang dan teratur dengan disiplin. Ajang ajang pertemuan seperti rembug pusat dijadikan sebagai wahana untuk silaturrahmi sekaligus mengedukasi anggota dengan membangun komitmen dan kepedulian sesama anggota dan menanamkan kesadaran bahwa koperasi adalah milik kita bersama. Disanalah awal terbangunnya kemandirian koperasi yang berbasis penguatan partisipasi anggota.” Selain silaturahmi, ajang rembug pusat itu bisa sambil pengajian dan lain sebagainya, sehingga sesama anggota bisa saling berinteraksi, dan juga dengan petugas koperasi. Saat itu diajukan juga berbagai usulan pembiayaan, pencairan pembiayaan dan simpanan atau tabungan. Mereka dengan tertib bergiliran dan saling mengawasi satu sama lain dengan rasa kekeluargaan yang tinggi. Itulah kenapa kualitas pembiayaan kita sangat terjaga, hanya 0.3 % saja NPF kita saat ini” ujar Kamaruddin. Tidak sampai di situ saja, koperasi BMI selalu mendampingi anggota yang mengelola usaha baik itu pendampingan teknis ataupun pemasaran. Koperasi harus hadir juga di saat anggota sedang kesusahan. Ketika ada anggota yang mengalami musibah dan gagal bayar angsuran pembiayaan, maka Kamaruddin akan menerapkan proses verifikasi yang adil mulai dari reschedule, tunda bayar sampai pemutihan. ” kita tidak hanya hadir saat anggota sukses, ketika anggota kesulitan apalagi terkena bencana kita selalu hadir di sana. Jika memang setelah proses verifikasi yang bersangkutan tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya kepada koperasi, ya kita sedekahkan. Ini perintah Alloh dalam Q.S. Al Baqarah 280 , Jika seseorang yang berhutang mengalami kesulitan, maka mudahkanlah, menyedekahkan sebagian atau seluruhnya itu lebih baik jika kamu mengetahui. Jadi kita gak perlu merasa rugi, Alloh yang akan menggantinya ” Kata Kamaruddin tegas. Maka tidak heran jika Kopsyah BMI pimpinan Kamaruddin Batubara, begitu mudah menghibahkan 248 rumah kepada anggota dan masyarakat, memberikan santunan kepada ribuan yatim, memberikan bantuan ambulance dan operasionalnya kepada masyarakat yang sakit, memberikan bantuan untuk dhuafa dan lain sebagainya
” Dasar hukumny ada, QS Al Baqarah 261, jika kita menginfaq kan harta kita di jalan Allah, maka Allah akan mengganti 700 kali lipat kebaikan. Itu mutlak kebenarannya. Sungguh Koperasi ini bisa berdiri tegak seperti saat ini karena berkah dari sedekah dan infaq ” Ujar Kamaruddin.
Tidak salah jika dengan model BMI Syariah itu , Koperasi BMI besutan Kamaruddin Batubara memiliki anggota yang loyal dan militan sehingga menjelma menjadi Koperasi yang tangguh dengan aset hampir 650 milliar rupiah dengan keanggotaan mencapai 200.000 ribu anggota.
Yang ketiga adalah keteladanan. Kamaruddin Batubara selalu menanamkan kesadaran kepada karyawan dan anggota untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku.harus memahami hak dan kewajiban secara utuh. Ketika gerakan ber ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) dikumandangkan, Kamaruddin memberikan teladan yang pertama kali ber infaq. Budaya ber infaq 1000 rupiah per minggu dan wakaf 2000 rupiah per minggu, merupakan hasil kajian yang mendalam terhadap pola pikir, habit dan kemampuan anggota. Alhasil gerakan ZISWAF mampu menobatkan Kopsyah BMI sebagai Nazhir Wakaf Terbaik Nasional Tahun 2019.Bukan prestasi yang main main.
Keteladanan seorang Kamaruddin Batubara juga terlihat saat dirinya menyerap aspirasi anggota dan masyarakat. Tak canggung, Kamaruddin keluar masuk gang sempit hanya untuk memberikan kebahagiaan kepada anggota dan masyarakat, untuk penyerahan hibah rumah siap huni misalnya. Hingga pernah suatu ketika, Ahmad Zabadi, Sekretaris Deputi Kelembagaan Kemenkop dan UKM RI mengatakan bahwa hal paling mendasar dari sikap seorang kamaruddin adalah kesederhanaan. ” Bisa saja Pak Kamaruddin ini saat ini tengah bermain golf dengan Pembesar perbankan di negeri ini, karena dengan asset 650 milar rupiah, Pak Kamaruddin akan menjadi incaran perbankan. tapi beliau tidak silau dengan semua itu, beliau lebih memilih hadir disini di tengah kampung dan riil segalanya. Berbicara kepentingan masyarakat tempatnya ya di tempat masyarakat bukan di rumah makan yang mewah ” puji Ahmad Zabadi dalam suatu kesempatan. Irsyad Muchtar, Ketua Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia juga mengatakan hal serupa. ” Pak Kamaruddin ini sering nya mengaku hanya sebagai supir di Koperasi BMI, ” Ujar Pak Irsyad menirukan ucapan Kamaruddin Batubara. Kesederhanaan dan kesahajaan Kamaruddin Batubara menjadi satu trend setter para karyawan Koperasi BMI dan anggotanya.
Dalam berbagai kesempatan, Kamaruddin Batubara selalu menanamkan pemahaman kepada karyawannya, untuk menjadi pelayan yang baik kepada anggota.Strategi bisnis koperasi BMI adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhan anggota, maka diperlukan pelayanan yang maksimal kepada anggota. Para Karyawan Koperasi BMI diperlakukan sebagai asset yang berharga, diberikan pelatihan berjenjang untuk peningkatan kapasitas SDM yang handal. Anggota koperasi pun diberikan Pendidikan Perkoperasian supaya paham hak dan kewajibannya serta memperkuat partisipasi anggota untuk mewujudkan kemandirian koperasi yang berkarakter dalam pemberdayaan dan bermartabat dalam pelayanan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan ekonomi, peningkatan taraf pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, peningkatan jiwa sosialnya dan pertumbuhan ketaatan spiritual yang lebih baik. Kepada seluruh karyawannya dari semua tingkatan, Kamaruddin Batubara menerapkan Sembilan pesan “Jangan“, yakni, Jangan datang terlambat, Jangan mengambil hak orang lain, Jangan malu mengakui dan menghargai prestasi orang lain, Jangan malu mendengarkan nasihat yang baik meskipun dari anak kecil sekalipun, Jangan merendahkan orang lain, Jangan berdebat (jadilah pendengar yang baik), Jangan mengurusi pekerjaan orang lain (kerjakan sesuai SOP), Jangan bertindak tanpa koordinasi, Jangan bergaya Boss (Jadilah pelayan yang baik). Itulah 9 pesan “Jangan” yang diterapkan sebagai budaya kerja di Koperasi BMI. (AH/Klikbmi)