Nasehat Dhuha Minggu, 14 November 2021 | 8 Rabiul Akhir 1443 H | Oleh : Sularto
Klikbmi, Tangerang – Tema kita kali ini adalah tentang keberkahan rejeki. Mari kita simak QS Huud berikut ini, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi Rejekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS Huud: 6)
Bagi kita manusia, bekerja menjadi salah satu cara untuk mendapatkan rejeki berupa penghasilan. Rejeki manusia dalam jaminan Allah SWT. Sebaik-baik rejeki adalah yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rejeki, tetapi kejar berkahnya rejeki. Bukan banyaknya rejeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan. Ketika rejeki berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Tetapi, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit bisa berujung pada kesempitan hidup.
Simak Sabda Rasulullah SAW :
اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ،
“Ya Allah, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa yang Engkau Rejekikan, berikanlah berkah di dalamnya.” (HR Al-Hakim).
Terdapat dua tipe manusia yang memiliki sudut pandang berbeda tentang rejeki. Pertama, ada manusia yang berpandangan bahwa rejeki mereka murni sebagai hasil kerja keras dan usaha mereka sendiri. Penghasilan yang mereka terima adalah buah dari kompetensi mereka. Semakin kompeten, semakin besar penghasilannya.
Manusia yang menihilkan Allah SWT sebagai pemberi rejeki membuat hatinya mudah khawatir kehilangan rejeki. Hatinya tak pernah tenang karena tak terpaut dengan Allah SWT. Niat bekerja bukan karena Allah SWT. Saat bekerja, semua cara dihalalkan demi mengejar banyaknya rejeki.
Kedua, ada manusia yang berpandangan bahwa rejeki itu adalah titipan Allah SWT. Niat bekerja karena Allah SWT. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Hati mereka tenang karena selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap niat dan ikhtiar pekerjaan mereka. Seperti halnya yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri, “Aku tahu rejekiku tidak akan diambil orang, karena itu hatiku selalu tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang, karena itu aku sibuk beramal.” Bekerja dalam kerangka beramal saleh untuk meraih keberkahan adalah sebaik-baiknya sikap hidup para pencari rejeki.
Para pencari rejeki yang menyadari bahwa rejeki kita titipan Allah SWT akan menjadikan dirinya sebagai perantara bagi kemaslahatan bagi orang lain. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rejeki yang sudah diperolehnya akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. Tak pernah ada kekhawatiran rejeki akan berkurang atau bahkan hilang.
Para pencari rejeki yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, dan berusaha menjadi hamba yang taat, maka Allah SWT akan selalu memberinya jalan keluar dari setiap persoalan hidup dan memberinya rejeki dari jalan tak terduga.
Firman Allah SWT,
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ…
“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukup kan (keperluannya).” (QS at Thalaq: 2-3).
Mari tetap ikhtiar terbaik dan berikan dari sebagian rejeki kita untuk orang yang membutuhkan. Insyallah rejeki yang kita terima akan berkah. Mari terus ber-ZISWAF (Zakat,Infaq,Sedekah dan Wakaf) melalui rekening ZISWAF Kopsyah BMI 7 2003 2017 1 (BSI eks BNI Syariah) a/n Benteng Mikro Indonesia atau menggunakan Simpanan Sukarela : 000020112016 atau bisa juga melalui DO IT BMI : 0000000888. (Sularto/Klikbmi)