Berdayakan Ekonomi Anggota, BMI Salurkan 1.070 Ekor Bebek Petelur

Anggota Sukses BMI Corner

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS Al Baqarah (2) : 277)

TANGERANG– Koperasi BMI dengan Model BMI Syariah-nya terus memberikan layanan terbaik kepada anggota. Ya, Koperasi terbesar di Provinsi Banten yang telah berusia 18 tahun ini tidak lelah memberdayakan perekonomian anggota.

Asal memiliki usaha yang potensial, BMI tidak segan-segan turun tangan membantu usaha mulai dari pembiayaan sampai pendampingan teknis. Salah satunya pemberdayaan bebek petelur.

Manajer Divisi Pemberdayaan Kopsyah BMI Muhammad Suproni menjelaskan, hingga kini BMI telah menyalurkan 1.070 bebek petelur untuk diberdayakan kepada anggota. Sebanyak tujuh peternak telah menjadi mitra binaan pemberdayaan BMI. Mereka adalah anggota, karyawan BMI dan kerabat dari karyawan BMI. Ini dikembangkan dengan tetap menjaga semangat kemandirian dan gotong royong yang menjadi karakter koperasi.

Ayo ikut berbagi bersama program BMI di Bulan Ramadhan, selengkapnya baca di : BMI Sambut Ramadhan Dengan Paket Wakaf Al Quran Dan Takjil

”Sudah ada 7 peternak. Para peternak tersebar di Kabupaten Tangerang seperti di Mauk, Sukamulya, Sukadiri, Curug, dan Jayanti. Sementara di Kabupaten Serang di Kecamatan Tirtayasa dan Pandeglang di Kecamatan Saketi. Total sudah ada tiga kabupaten di Provinsi Banten yang telah kita layani,” jelas pria yang akrab disapa Roni

Ia mengatakan, kegiatan pemberdayaan bebek petelur dilakukan dengan terencana dan terukur. Mulai dari survei awal sampai monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara teratur. Termasuk melihat kemampuan peternak dari pakan, pemeliharaan dan perawatannya.

Satu peternak binaan mendapatkan 100 ekor bebek petelur. Istimewanya, yang disalurkan BMI kepada anggota merupakan bebek yang siap bertelur dan berusia enam bulan.

SEMUA LAPISAN : Manajer Pemberdayaan Kopsyah BMI M Suproni berbincang dengan salah satu peternak bebek petelur bernama Suharna di Saketi Pandeglang. Selain sebagai peternak binaan, Suharna merupakan tenaga sekuriti di Kantor Cabang Saketi.

”Alhamdulillah, sampai sekarang tingkat produktivitasnya (peternak BMI-red) mencapai 60 persen dari 100 ekor bebek petelur di setiap petani yang kami salurkan. Artinya dari 100 bebek ada 60 butir perhari yang didapat anggota,” paparnya.

Hadiah lebaran untuk Kusnah dari BMI, selengkapnya baca di : HRSH BMI Jadi Kado Lebaran Termanis Untuk Kusnah

Roni kemudian menjelaskan pola pemberdayaan antara peternak dan koperasi. Setiap satu petani mendapatkan 100 ekor bebek petelur dari BMI. Harga per ekornya seharga Rp75 ribu. Tempo pemeliharaan bebek mencapai 6-7 bulan. Dengan biaya Rp7,5 juta petani mendapatkan omzet Rp10,8 juta dari hasil telor selama kurun waktu pemeliharaan. Kemudian semua bebek menjadi milik anggota. 

”Setelah dikurangi modal Rp7,5 juta, selisihnya dibagi dengan sistem bagi hasil 65 %  untuk peternak dan 35 % untuk koperasi. Dalam waktu 6-7 bulan, peternak mendapat keuntungan Rp2,1 juta dari hasil penjualan telur bebek,” terangnya.      

Jika berhasil di tahun pertama, peternak mendapatkan 200 ekor bebek petelur di tahun kedua, dan jumlahnya makin berlipat di tahun-tahun kemudian. Roni menjelaskan, kegiatan pemberdayaan dilakukan dengan terencana dan terukur.

”Mulai dari survei awal sampai monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara teratur. Agar program pemberdayaan berjalan optimal, setiap program dikontrol secara berkala. Ini menjadi usaha baru untuk anggota, karena telur bebek ini kan setiap hari pendapatannya. Tidak menunggu panen seperti pertanian,” jelasnya.

Santunan Dhuafa BMI Terus Bertambah, selengkapnya baca di : Terus Bertambah, BMI Salurkan 115 Santunan Dhuafa Setiap Bulan

PEMBERDAYAAN UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA

Saat dihubungi, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, Peran sosial dan ekonomi yang dijalankan BMI ibarat dua sisi dari satu mata uang yang selalu beriringan. Sebagai lembaga ekonomi, Koperasi dituntut untuk mengejar profit demi mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota. Pada sisi lain, tanggung jawab sosial sudah melekat dalam usaha lembaga sokoguru perekomian ini. Termasuk pemberdayaan anggota Koperasi BMI.

”Lewat pemberdayaan, BMI terus membangkitkan ekonomi umat terutama dalam membantu anggota agar bisa bertahan dan menuai hasil positif di tengah badai pandemi ini. Berbagai upaya dilakukan dengan keikhlasan dan penuh semangat gotong royong menunjukkan solidaritas untuk saling menguatkan,” jelasnya.

Kegiatan salah satu peternak bebek petelur BMI di Mauk.

Peraih Anugerah Satyalancana Wira Karya dari Presiden RI itu mengatakan  sejak awal kehadirannya, BMI  sudah mematok karakter usahanya pada pemberdayaan dan pemerataan ekonomi masyarakat.

 “Jika kami tetap fokus melayani kebutuhan anggota dengan pendampingan usaha, Insya Allah upaya menyejahterakan masyarakat itu makin cepat  tercapai,”   kata Kamaruddin.

Koperasi BMI, lanjut  Kamaruddin,  meyakini  bahwa  pemberdayaan yang dilakukan  dengan penuh keikhlasan  pada gilirannya kian mempercepat pemerataan ekonomi di tengah masyarakat. Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara baik  melalui bisnis koperasi dan juga semangat gotong royong membantu sesama  dengan optimalisasi zakat, infak, sedekah dan wakaf lewat Model BMI Syariah.

(gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *