لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Yunus : 26).
Klikbmi, Bogor – Di usia yang sudah sepuh, Inah punya tanggung jawab besar. Nenek berusia 86 tahun itu masih mengurus cucunya yang sudah yatim piatu, Akbar (11 tahun). Keduanya hidup di rumah yang sudah tak layak. Berdinding bilik, berlantai papan yang setiap musim penghujan menjadi licin karena air hujan merembes masuk.
Rumah Inah sebenarnya cukup untuk menaungi satu keluarga. Namun, olehnya ia membagi rumah tersebut menjadi dua bagian.Satu bidang untuknya, sementara sisanya untuk putranya yang sudah lama menduda. Pria yang berstatus duda terbilang jarang ada di rumah karena berdagang asongan di Bogor dan Jakarta. Kondisi rumahnya sudah banyak bocor baik di kamar Ibu Inah dan cucunya. Gentengnya juga banyak yang pecah dan beberapa tempat sudah diganti seng.
Kondisi Inah rupanya diketahui Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang menjadikannya menjadi salah satu dari dua penerima Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) sekalipun status Inah non anggota. Total biaya pembangunan HRSH untuk Ibu Inah seharga Rp52 juta, dengan rincian Rp1 juta dari infaq keluarga, sementara Rp51 juta berasal dari Kopsyah BMI.
Pada Selasa, 28 Desember, pukul 10.00, Kopsyah BMI menyerahkan dua unit rumah gratis melalui Program HRSH di Kampung Jawa, Desa Sukamaju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dan pukul 14.00 WIB di Kampung Kambangan, Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, Bogor. Rumah Inah merupakan unit ke 345 HRSH Kopsyah BMI.
Baca Juga : Di Bogor, BMI Beri Bukti Bukan Janji, Bangun Rumah Gratis Di Leuwiliang Dan Megamendung
Yang kedua, penerima HRSH ke 346 adalah Ibu Hasanah. Sama halnya dengan Inah, Hasanah berstatus non anggota. Meski tinggal di Kawasan Puncak, suasana panas menyelimuti rumah mungil Ibu Hasanah di Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di rumah tersebut, Hasanah tinggal bersama suami, tujuh anaknya, seorang mantu dan seorang cucunya. Sesak dan pengap. Angin keluar masuk dengan bebas di celah-celah triplek rumahnya.
Keinginan Hasanah untuk memiliki rumah baru sebenarnya sudah terbersit lama. Dalam shalatnya, Hasanah terus beroda yang ingin memiliki rumah layak tak putus terucap. Dari hatinya paling dalam, ia juga berat, ia hanya seorang ibu rumah tangga. Sementara sang suami hanyalah seorang buruh tani yang pendapatannya tak menentu.
Untuk kebutuhan sehari-hari, menantunya ikut menghidupi Hasanah sekeluarga. Sang mantu Saefulloh hanyalah seorang buruh harian lepas. Upah Rp70 ribu – Rp100 ribu perhari untuk mengisi 9 perut di rumah tersebut. Sama halnya dengan Ibu Inah, total pembangunan rumah berukuran 5X6 tersebut mencapai Rp52 juta, dimana Rp1 juta merupakan infaq keluarga, sementara sisanya ditanggung oleh Kopsyah BMI.
”Hatur nuhun Kopsyah BMI, terima kasih sudah membangunkan rumah kami sekarang. Semoga semua yang di BMI dimurahkan rezekinya dan diberi kesehatan,” terang Hasanah dalam acara penyerahan.
Dalam sambutannya, Presdir Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengatakan, bahwa HRSH merupakan bentuk tanggung jawab sosial Koperasi dalam membangun ekonomi gotong royong kepada para anggotanya. Dana pembangunan HRSH berasal infaq anggota Rp 1.000 yang dikumpulkan setiap minggu.
“HRSH yang diberikan kepada Inah dan Hasanah yang merupakan non anggota Kopsyah BMI, sumber dana nya berasal dari infaq yang terkumpul dari seluruh anggota Kopsyah BMI,” terangnya.
“Kata Bung Hatta, koperasi bukan mencari keuntungan namun memberikan manfaat kepada anggota sebesar-sebesarnya. Itulah Koperasi. Karena apa, sekaya apapun nggak ada yang bawa hartanya mati, kita harus banyak membantu sesama. Tidak bisa sendirian, tapi harus gotong royong. Salah satunya dengan dengan membangun rumah siap huni gratis,” paparnya.
Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) untuk Dhuafa yang diberikan Rp1.000 per minggu ini, bisa membantu kehidupan dengan membangun HRSH senilai Rp52 juta. Sementara, ZIS bagi anggota bersumber dari dana kebajikan (1 persen setiap pencairan pembiayaan).
Sebesar 50 persen dari dana kebajikan tersebut diperuntukkan untuk sosial pemberdayaan sementara 50 persen lagi dipakai untuk program pengembangan diri.
“Kalau simpan pinjam, terlalu ganteng Pak Casmita (Manajer ZISWAF BMI). Kopsyah BMI ini milik bersama,” terangnya.
Kambara mengatakan, Kopsyah BMI telah membangun 350 rumah dan masih ada 4 rumah yang belum diresmikan. Dua diantaranya berada di Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor. BMI terus membagikan rumah karena kita menjalankan Pasal 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi.
“Koperasi BMI atas dasar amanat UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 berjuang untuk mengentaskan masalah ekonomi dan sosial,” ujar Kambara.
Dijelaskannya, Kopsyah BMI melalui HRSH berjuang mewujudkan tujuan ekonomi kerakyatan. Yakni saling membantu satu sama lain dengan sifat gotong royong dan azas kekeluargaan. Itulah esensi berkoperasi yang sebenarnya.
”Kedatangan kami disini adalah mengajak bapak-ibu untuk belajar bermuamalah. Karena koperasi itu dalilnya adalah Al Maidah ayat 2 yang jika diterjemahkan yakni Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya,” jelasnya.
Baca Juga : Berbagi Kepada Sesama, BMI Resmikan Tiga Rumah Gratis Untuk Warga Bogor Dan Lebak
Dijelaskannya, HRSH merupakan implementasi koperasi untuk tolong menolong dalam kebaikan sesuai dengan Al Maidah ayat 2. BMI melaksanakan 30 kegiatan pemberdayaan dan sosial, masing-masing bidang memiliki 15 programnya sendiri.
Kambara mengatakan, jika ada putra putri anggota yang bisa lolos 10 PTN besar, misalnya UI, ITB dan lainnya maka akan dibiayai. Hal ini bisa kita lakukan karena koperasi punya prinsip tolong–menolong.
“ Kita juga punya kawasan BMI di Kecamatan Cisoka, Tangerang, hasil dari dana Wakaf anggota yang perminggu Rp 2 ribu. Ibu-ibu jangan khawatir ingat Al Baqarah (261), Allah akan ganti 700 kali kita bersedekah dan berinfaq tentu saja juga berwakaf,” lanjut Kamaruddin.
Dijelaskannya, hanya dengan wakaf dari anggota senilai Rp2.000 saja per minggu, Kopsyah BMI mencatat sejarah menjadi pengumpul wakaf terbaik nasional tahun 2019. Kopsyah BMI punya cita cita membeli sawah seluas 100 Hektare, saat ini sudah mempunyai 20 hektare di Cisoka, Tangerang.
Dari lahan 20 hektare yang sudah dibeli, diperuntukkan 10 hektare sawah, 5 hektare untuk perkebunan dan 5 hektare kawasan BMI (perkantoran, rumah sakit gratis, Masjid, Kawasan pendidikan (TK – PT), pabrik bio ethanol, pabrik pupuk hayati, pabrik beras dan air mineral). ”Prosesnya sudah cut and field, dan semua ini kita bangun untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat,” paparnya.
Hadir dalam acara penyerahan HRSH, Direktur Operasional Koperasi BMI Yayat Hidayatulllah, Ketua Pengawas Syariah Kopsyah BMI Hendri Tanjung, Ketua Pengawas Operasional Koperasi BMI Didi Budiharta, Manajer SDM Kopsyah BMI Ahmad Jauhari, Manajer ZISWAF Casmita, Manajer IT Idries, Manajer Area 08 Asep Hendra, dan Manajer Cabang Megamendung Hadi Sunandi dan Manajer Cabang Ciawi Abdul Riat.
Termasuk dari eksternal yakni Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor Asep Mulyana Sudrajat, Camat Megamendung E Rizmawan, Wakapolsek Megamendung Iptu Ahmad Tri Lesmana dan perangkat desa Sukamaju. Kemudian, Camat Ciawi Adi Henryana dan Kades Banjarsari Ciawi Misbah.
Baca Juga : Yuk Kenal Lebih Dekat Dengan Kopsyah BMI
Memberikan sambutan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor Asep Mulyana Sudrajat mengucapkan terima kasih kepada BMI. “Ini merupakan rumah HRSH Kopsyah BMI yang kedua yang saya hadiri. Sungguh luar biasa, apa yang dilakukan oleh BMI. Mudah-mudahan anggota Kopsyah BMI semakin banyak . Kami mengucapkan terima kasih sudah membantu masyarakat kami” ujarnya.
Asep juga mendorong para ibu yang hadir untuk menjadi anggota Kopsyah BMI. Ia juga mengingatkan para anggota yang sudah menjadi anggota harus amanah dan mendorong permodalan seperti menabung dan mengakses 9 simpanan di Kopsyah BMI.
“Ibu jangan hanya meminjam saja tapi juga wajib menabung. Karena dengan menabung, maka simpanan ibu bisa membantu permodalan anggota lain agar bisa mandiri,” jelasnya.
“Visi misi BMI sudah sesuai dengan visi Bogor Maju dalam Panca Karsa Kabupaten Bogor. BMI telah mendorong pemulihan ekonomi warga Kabupaten Bogor hingga memberikan benefitnya seperti dua HRSH hari ini,” paparnya.
Apresiasi juga datang dari Camat Ciawi Adi Henryana. Dikatakannya, keberadaan BMI belum lama, namun kontribusinya begitu besar. Yang seperti BMI inilah, koperasi yang dirindukan oleh masyarakat nya.
“Kopsyah BMI menjadi pagar bagi warga kami untuk mencegah kehadiran koperasi yang bodong. BMI berbeda dengan “kuperasi” atau bank keliling yang marak di Ciawi. Oleh karena itu kami sangat bersyukur keberadaan Koperasi BMI yang belum lama di sini, tetapi kontribusinya sangat luar biasa. Ini harus kita dukung penuh,” jelasnya.
Sementara Kades Banjarsari Ciawi Misbah menjelaskan HRSH menjadi suatu percontohan bagi CSR perusahaan dan lembaga keuangan lain bisa mencontoh BMI bagaimana membangun ekonomi desa ini.
“Inilah (HRSH) hasil dari konsistensi Kopsyah BMI membangun ekonomi warga kami. Tidak hanya mendorong usaha warga kami mendapat modal usaha, melainkan ikut memberi kontribusi kepada desa kami, sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” tandasnya.
(Togar Harahap/Klikbmi)