Kinerja Mentereng, Penyaluran Pembiayaan BMI Selama Puasa dan Lebaran Tembus Rp 115,6 M

BMI Corner Ekonomi

مَنْ جَدَّ وَجَدَ 

Siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya (Pepatah Arab)

TANGERANG– Selama Ramadhan dan menjelang lebaran 1442 Hijriah, kinerja penyaluran pembiayaan Koperasi Syariah BMI mencatatkan pencapaian mentereng. Pada Mei 2021, BMI mencatatkan kinerja luar biasa dibandingkan dengan capaian pada Mei 2020 atau dua bulan setelah pengumuman pandemi Covid 19.

Per 1 April hingga 6 Mei 2021, jumlah penyaluran produk pembiayaan mencapai 18.824 pencairan dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp115,6 miliar. Angka ini naik Rp65,4 miliar dibanding kinerja penyaluran April -Mei 2020 yakni Rp50,3 miliar. Utamanya dalam penyaluran pembiayaan produktif kepada anggota.

BMI Tambah Dua Armada Ambulan, selengkapnya baca di : Tambah Dua Armada, Total Tujuh Ambulan Gratis BMI Siap Layani Anggota Dan Masyarakat

Manajer Pembiayaan Kopsyah BMI Jamin menerangkan, selama periode 1 April hingga 6 Mei 2021, pembiayaan produktif Mikro Mitra Usaha (MMU) merupakan yang terbesar yakni 17.029 dengan nominal mencapai Rp 102,4 miliar.

”Lalu disusul penyaluran pembiayaan kedua yakni produk Mikro Tata Cendikia dengan jumlah penyaluran 1.230 dengan nominal Rp 3,1 miliar selama periode tersebut,” terangnya kepada Klik BMI, Rabu (2/6).

”Dibanding tahun lalu, kinerja di Ramadhan dan jelang lebaran tahun ini jauh lebih baik nilai penyaluran yang sudah dikeluarkan. Tentu karena ada faktor pembatasan dan kegiatan masyarakat New Normal yang diperlonggar dan tidak terlalu tidak terlalu ketat dibanding tahun lalu,” jelasnya.

KOPERASI MILIK BERSAMA : Ketua Pengurus Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) Kamaruddin Batubara memberikan sambutan mengenai makna Koperasi Milik Bersama di RAT Kopsyah BMI dan Kopmen BMI di The Spring Club, Summarecon, Tangerang, Kamis (21/1/2021).

Jamin mengatakan, pertumbuhan pembiayaan terjadi lantaran meningkatnya sisi permintaan seiring dengan pemulihan perekonomian nasional. “Dan tentu BMI harapkan akan terus positif di bulan berikutnya. Yang pasti BMI terus memberikan yang terbaik kepada anggotanya dalam upaya pemulihan ekonomi anggota dan nasional. Sehingga tidak terjebak lagi oleh keadaan pandemi saat ini,” katanya.

Baca juga : Dua Anugerah Rekor MURI untuk BMI Di Bulan Penuh Berkah

Catatan membirunya kinerja BMI selama Ramadhan dan jelang lebaran dipengaruhi oleh naiknya kolektibilitas pembiayaan tersebut dari para anggota BMI. Direktur Keuangan Koperasi BMI Makhrus mengatakan, angka kolektibilitas selama Ramadhan dan jelang lebaran tahun ini signifikan mencapai 94 persen.

”Alhamdulillah berkat kepercayaan anggota kepada BMI, kolektibilitas pembiayaan BMI semakin membaik dari bulan ke bulan, kuncinya yakni loyalitas anggota BMI kepada koperasinya,” terangnya.    

Di saat perbankan masih hati-hati menyalurkan pembiayaan, BMI masih tetap meroket mendistribusikan pembiayaan mikro kepada anggota. Lantas apa yang membuat pencapaian BMI terus membiru di sektor finansialnya. Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menyebut lima resep menjaga loyalitas anggota.

PERDANA DI TAHUN 2021 : Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara memberikan sambutan dalam penyerahan HRSH pertama di Tahun 2021 di Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Maret 2021.

”Langkah pertama agar loyalitas anggota terus bangkit adalah menumbuhkan semangat bangga berkoperasi. Salah satunya dengan memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali koperasi,” terang pria Kelahiran Desa Bangkelang, Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, 46 tahun silam itu.

Langkah kedua adalah pelayanan hanya terfokus kepada kebutuhan anggota dengan tujuan mencapai kesejahteraan bersama. Kamaruddin memberi pengertian bahwa setiap orang yang ingin dilayani oleh koperasi wajib menjadi anggota, dan tentu diberi kemudahan. Dengan kata lain, agar akses koperasi bisa melayani semua lapisan masyarakat, koperasi terlebih dahulu menentukan simpanan wajib dan pokok yang murah dan terjangkau.

”Jadi nggak ada istilah calon anggota atau nasabah, kalau dia dianggap nasabah lalu bandel ya salah kita karena menempatkan mereka sebagai nasabah,” paparnya.

Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Pencipta Sejarah Model BMI Syariah, Kamaruddin Batubara (Bagian Ke-2 Dari 3 Artikel)

Resep lainnya adalah membuat produk yang mudah dijangkau anggota, sambung Kamaruddin, seperti simpanan pokok untuk Kopsyah BMI hanya Rp10 ribu, sementara simpanan wajib bebas dan itu diwajibkan bagi anggota yang mengakses pembiayaan, simpanan dan pinjaman.

BMI telah membuat desain produk simpanan, pinjaman dan pembiayaan yang jumlah produknya ada 9 macam.”Kita adakan semua, untuk menjaring loyalitas anggota dengan produk yang kita buat. Tentunya untuk kesejahteraan bersama,” paparnya.

Kemudian reseo ketiga untuk menjaga loyalitas adalah menjalankan fungsi pemberdayaan sosial sebagai ciri khas koperasi syariah. Salah satu metodenya adalah mendesain produk untuk pemberdayaan anggota. Dengan pengertian, setiap anggota yang ingin mengajukan pembiayaan harus merubah taraf ekonominya.

POTONG PITA : Pemotongan pita Saat Penyerahan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) Oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki didampingi Bupati Tangerang ( A Zaki Iskandar-paling kanan) , Presiden Direktur Koperasi BMI (Kamaruddin Batubara-paling kiri), Deputi Perkoperasian Kemenkop & UKM RI (Ahmad Zabadi-kanan belakang), Dan Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Tangerang (Nurul Hayati-kiri belakang).
(Rabu,17/3/21)

”Jadi kalau ada anggota koperasi melarat, sungguh terlalu itu. Jadi kita harus buktikan bahwa semua anggota yang terlibat, tidak boleh hidupnya jadi susah. Kalau susah, harus kita bantu lewat instrumen Zakat Infaq Sadaqah dan wakaf (ZISWAF),” terangnya.

Selanjutnya resep kelima adalah mengoptimalan fungsi pemberdayaan sosial yakni menjalankan kegiatan sosial baik kepada anggota yang bermasalah dan kepada non anggota (dhuafa) serta lingkungan sekitar (jika terjadi bencana).

”Seperti pada bencana banjir Bandang dan longsor Lebak, ada Rp300 juta lebih tanggungan dari 68 KK terdampak kami putihkan utangnya. Jadi bermasalah bukan karena tidak membayar, melainkan karena bencana alam dan kita harus peduli terhadap mereka yang terdampak,” imbuhnya.

”Kemudian, BMI melarang adanya penyitaan barang milik anggota dalam penyelesaian permasalahan pinjaman. Jika ada anggota tidak bisa membayar, kita harus terlebih dahulu mencari faktor penyebabnya,” tambahnya. 

Kesetiaan ini juga perlu dipupuk dengan melakukan pendidikan perkoperasian secara rutin berkala baik kepada anggota maupun karyawan. Resep keempat ini bisa seperti mendesain pendidikan koperasi yang menarik. Seperti sistem Training of Trainer (TOT) sebagai metode unuk melahirkan kader dan agen terbaik. 

Langkah  untuk menumbuhkan loyalitas adalah transparansi dalam setiap kegiatan dan pelaporan keuangan. BMI telah mempublish laporan keuangan di website koperasi. Sejak tahun 2014, Koperasi BMI telah mengunggah laporan sebagai bentuk transparansi di www.kopsyahbmi.org.

“”Data yang diunggah bisa diambil oleh mahasiswa dan dosen sebagai bahan pengajaran atau penelitian. Selain itu, kegiatan BMI baik Kopsyah dan Koperasi Konsumen BMI ikut dipublish baik melalui portal berita internal www.klikbmi.com dan dua platform media sosial Facebook dan Instagram. Termasuk media elektronik, online dan cetak eksternal,” tandasnya.

(gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *