CIKUPA-Koperasi Konsumen BMI sebagai pengelola Gerai Tangerang Gemilang (GTG) terus membangun jaringan UKM lokal untuk mempromosikan industri kreatif di Tangerang. Sebanyak 26 ibu yang tergabung dalam Kelapa Dua Ekonomi Masyarakat (Kedu Emas) mengunjungi minimarket GTG, Rabu (3/3) lalu.
Mereka adalah wanita pelaku usaha mikro dari Kecamatan Kelapadua, Kabupaten Tangerang.Kedatangan rombongan selain ingin mengenal lebih jauh GTG sebagai pusat sentra UKM Tangerang, Kedu Emas juga mengajak Kopmen BMI ikut bersinergi membantu memasarkan produk lokal Tangerang yang mereka produksi ke masyarakat luas. Rombongan Keduemas juga mambawa produk lokal yang dipromosikan seperti kuliner makanan beku, fashion hingga kerajinan tangan (handycraft).
Konsistensi BMI untuk Dhuafa dan Masjid, selengkapnya baca di sini: Koperasi BMI Konsisten Menjadikan Kegiatan Sosial Sebagai Jembatan Dakwah Muamalah Melalui Sanitasi Dhuafa Dan Sanimesra
Ketua Keduemas Dian Hilda mengaku, sejak rencana kunjungan itu disampaikan kepada para rekannya, agenda itu langsung disambut antusias. Di tengah pandemi ini, 300 lebih anggotanya sangat membutuhkan pasar untuk produknya. Bagi mereka, GTG merupakan tempat yang paling strategis untuk memasarkan produk Kedu Emas.
”Pas saya bilang ke kawan-kawan (agenda) mau ke GTG, mereka banyak yang kaget dan baru tahu bahwa Tangerang punya pusat sentra IKM. Karena PSBB, kami nggak bisa bawa semua anggota jadi hanya 26 orang yang ke sana. Sampai di sana, sebagian kawan kasih tahu ke saya bahwa GTG adalah lokasi yang tepat untuk pemasaran produk kami. Di sana kami mendapat presentasi langsung dari Pak Sondari (GM Kopmen BMI),” terangnya saat dihubungi Klik BMI melalui telepon.
Hilda yang sejak 2018 memasarkan produk Lemon Sereh di GTG mengatakan, sepulang dari acara kemarin, banyak anggota Kedu Emas mengaku GTG merupakan tempat promosi yang strategis karena posisinya berada di jalan besar, kemudian dekat dengan akses keluar masuk Tol Cikupa.
Kopsyah BMI dan Masjid dalam Satu Persamaan, selengkapnya baca di sini: Kemesraan BMI Dengan Pondok Pesantren Dan Kaum Duafa Melalui Sanimesra
”Parkirnya luas, Masjidnya megah, gedungnya besar dan aksesnya mudah, bisa dari mana saja. Kalau suntuk, ada Kafe Rindoe Benteng buat minum kopi. Pokoknya GTG super lengkap. Tentunya kami sangat bangga bisa diberi kesempatan untuk menjual produk kami di GTG. Kami andaikan bahwa GTG itu seperti supermarket para pelaku usaha Tangerang. Barangnya dipajang rapi dan mudah dijangkau dari mana saja,” paparnya.
Hilda mengatakan GTG dikelola secara profesional oleh Kopmen BMI. Salah satu produknya yakni Lemon Sereh juga menjadi langganan tetap di sana. GTG merupakan etalase produk lokal Tangerang, tempat bertemunya produsen, penjual dan pembeli. ”Keduemas tentu berharap ke depan, Kopmen BMI makin bersinergi dengan kami dalam pemasaran ke wisatawan atau masyarakat luas,” harapnya.
Tujuh Armada Ambulans BMI Siap Siaga untuk Anggota dan Dhuafa, selengkapnya baca di sini: Tambah Dua Armada, Total Tujuh Ambulan Gratis BMI Siap Layani Anggota Dan Masyarakat
General Manager Kopmen BMI Sondari mengatakan, kehadiran Kedu Emas ke GTG memberikan banyak peluang bagi BMI untuk terus memasarkan produk lokal Tangerang ke masyarakat luas. Di tambah lagi, produk Keduemas bisa disinergikan dengan pasar minimarket.
”Setelah kami cek, banyak dari produk Keduemas yang bisa dipasarkan di GTG. Saya jelaskan ke rekan-rekan Kedu Emas mengenai semangat awal dari GTG sebagai pusat oleh-oleh Tangerang. Termasuk menyandingkannya dengan program wisata BMI Tour and Travel,” paparnya.
Membangun Militansi Anggota BMI Lewat Usaha Milik Sendiri, selengkapnya baca : Kamaruddin Batubara: Militansi Koperasi Itu Diawali Dari Berbelanja Di Toko Sendiri
”Semisal saat ada yang ingin berwisata ke Tangerang Barat, kita ingin mengeksplor destinasi wisatanya. Kita dahulu ke wisatawan seperti Keramat Solear, Tebing Koja dan Danau Biru Cisoka. Lalu titik kumpulnya di GTG, di sana sarapannya harus serba Tangerang seperti Laksa, Sate Kerang sambil ngopi Rindoe Benten dan membeli perbekalannya di minimarket GTG. Nah di sini, BMI Tour and Travel menyediakan transportasinya. Setelah itu, kembali ke titik kumpul di GTG dan membeli oleh-olehnya di sana. Sehingga kita memiliki kebanggaan akan Tangerang,” terang Sondari.
Ia menegaskan bahwa sebagai pengelola GTG, BMI tidak melakukan pungutan untuk UMKM. Malah, BMI siap mempromosikan semua produk UMKM ke khalayak luas. Baik melalui gerai hingga media sosial. Hingga menjamin akan memakai sistem beli putus jika produk tersebut mendapat respon pasar yang baik.
”Di GTG tidak ada pungutan apapun. Ibu-ibu Kedu Emas menitipkan produknya di sini dengan sistem konsinyasi (titip dan laku baru dibayar). Namun kita janjikan kepada para ibu, jika barangnya laku keras dengan grade penjualan tertinggi maka kita akan beli putus. Jadi kita uji pasar dulu selama tiga bulan dengan konsinyasi. Tentunya dengan syarat bahwa barang yang dijual bisa tahan lama atau kalau makanan bisa dibekukan (Frozen Food),” jelasnya.
PRODUK UKM HARUS JADI TUAN DI NEGERI SENDIRI
Sementara Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menyambut baik niat Kedu Emas bersama Kopmen BMI dalam memasarkan produknya di GTG. Ia menegaskan bahwa GTG merupakan rumah bagi UMKM seluruh Tangerang untuk menciptakan ekonomi yang inklusif (kemitraan terbuka dengan banyak pihak).
Fasilitas Gerai Tangerang Gemilang, selengkapnya baca di : Koperasi BMI Sediakan Gedung Megah GTG Dengan Lokasi Strategis Untuk Berbagai Acara Perusahaan Dan Keluarga
Kamaruddin juga mendorong UKM bisa bergabung dengan koperasi BMI, agar masalah terkait pemasaran dan pemasaran bisa teratasi. ”Semangatnya tentu dari awal adalah membangun GTG menjadi rumah bagi UKM di Tangerang dan BMI sebagai pengelola juga mengajak pelaku UKM bisa mengembangkan produknya lebih baik algi. Seperti pengemasan yang menarik dan menjaga kualitas produknya Jadi, tidak hanya koperasinya saja yang besar, usaha anggotanya juga harus berkembang. Dengan begitu, produk UKM Tangerang jadi tuan di tanah sendiri,” jelasnya.
Setelah menjadi anggota, BMI telah membuat terobosan digital untuk memasarkan produk UKM anggotanya. Seperti Doit BMI sebagai marketplace yang menyediakan beragam produk.Aneka barang yang dijual di marketplace itu antara lain produk makanan, minuman elektronik dan gadget.
Selain itu, pasar digital besutan Kopmen BMI juga menampung hasil produksi pertanian dari anggota seperti cabai merah keriting. Ini menjadi salah satu pembeda dengan marketplace yang lebih dulu ada yang sebagian besar produknya merupakan barang impor. (gar/KLIKBMI)