Pekan Seminar Nasional Universitas Negeri Malang : Membangun Koperasi Melalui Pemberdayaan Anggota Selaras Dengan Humanistic Management

Nasional

Klikbmi, Tangerang – Pagi ini (Jumat, 22/4) departemen manajemen Fakultas Ekonomi  dan Bisnis Universitas Negeri Malang menyelenggarakan salah satu kegiatan dalam rangka Pekan Seminar Nasional Kelompok Bidang Keahlian (KBK) dan Call For Papers. Tema yang dihadirkan oleh panitia kali ini adalah Manajemen Keuangan : Tak Hanya Kalkulasi. Seminar ini masuk pada agenda manajemen bisnis dan keuangan syariah.

Turut berbicara pada sesi ini, Kamaruddin Batubara (Presiden Direktur Koperasi BMI) dan Subagyo (Departemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Acara dipandu oleh  Rully Wiliandri (Dosen Departemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM).

Kambara sapaan akrab Kamaruddin Batubara dalam pembukaan materi menjelaskan bahwa Koperasi BMI terdiri dari 3 koperasi primer dan 1 koperasi sekunder. “Koperasi BMI terdiri dari satu Koperasi Sekunder yakni Koperasi Benteng Madani Indonesia yang mensinergikan Kopsyah Benteng Mikro Indonesia, Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia” ujarnya membuka materi.

Paparan Materi Kamaruddin Batubara

Lebih lanjut Kambara menjelaskan isi UU perkoperasian No. 25 Tahun 1992 definisi koperasi dan tujuan berkoperasi. “Tujuan berkoperasi bukan hanya untuk anggota tetapi juga untuk masyrakat” lanjut Kambara.

“Koperasi BMI menerapakan prinsip anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Anggota koperasi harus ditekankan sebagai unsur yang paling utama” ujar Kambara memberikan penekanan untuk membangun koperasi yang benar-benar koperasi.

Kambara meyakini bahwa dalil koperasi adalah berasal dari kekeluargaan dan gotong-royong. “Ini sesuai dengan bunyi Surat Al Maidah ayat 2” tandasnya kemudian.

Kambara memberikan harapan penting semoga UM bisa memiliki jurusan Koperasi. “Saya berharap di UM ini nanti ada jurusan koperasi bukan bukan hanya mata kuliah koperasi” terang Kambara lagi.

Kambara menekankan cara membangun koperasi Indonesia dengan membangun pemikiran peradaban baru koperasi Indonesia. “Koperasi harus besar, harus dikelola professional, koperasi harus berkarakter, mandiri, dan bermartabat, Koperasi harus melakukan pemberdayaan dan koperasi harus peduli sesama” tegas Kambara menekankan ide memajukan koperasi Indoenesia.

Koperasi BMI menekan pada 3 sektor yakni sektor riil, moneter dan ZISWAF. “Pada pengembangan koperasi kita berfokus pada 3 hal utama kehidupan ekonomi masyarakat kita, kita masuk pada sektor riil, sektor moneter dan juga melakukan banyak kegiatan sosial. Inilah yang terus kita kelola dengan baik” papar pria alumnus IPB University ini.

Pria tinggi besar ini lalu memaparkan tentang koperasi sekunder BMI.

Lebih lanjut Kambara menjelaskan tentang kegiatan Kopsyah BMI yang tidak harus takut untuk menerapkan Al Baqarah ayat 280. “Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Nilai-nilai Al Quran harus kita yakini” jelasnya.

Kambara menjelaskan tentang Model BMI Syariah yang dimulai dari sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. “Lima instrumen sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi ini kita lakukan untuk membangun 5 pilar antara lain ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan spiritual” Kambara memaparkan tentang Model BMI Syariah yang dikembangkan Kopsyah BMI.

“Dalam hal perumahan kita punya rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni yang sampai saat ini sudah dibagikan sebanyak 359 unit rumah. Kita juga punya rumah tanpa dp bagi anggota koperasi kita” papar Kambara dalam paparan materinya.

Kambara lalu memaparkan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) dan Koperasi Jasa Benteng Muamalah Indonesia (Kopjas BMI). Ia mengatakan bahwa bisnis Koperasi BMI banyak merupakan kolaborasi dari ketiga koperasi yang ada di BMI. “Sebagai contoh untuk membangun rumah, pembiayaan dari Kopsyah BMI, bahan bangunan dari Kopmen BMI dan tenaga membangun sdm-nya dari Kopjas BMI” ujar Kambara memberikan contoh.

Baca juga : https://klikbmi.com/wawancara-eksklusif-bersama-radius-usman-2021-kopmen-bmi-rebound-2022-optimis-melaju-kencang/

Kambara mengatakan bahwa Kopsyah BMI harus menjaga keberkahan dengan memberikan pendidikan kepada anggota dan masyarakat. “Ini tugas kita memberikan pendidikan pada anggota dan masyarakat. Kita mengangkat dai – dai muamalah untuk hal ini” terang penulis buku Model BMI Syariah ini.

Kambara menjelaskan lebih lanjut bahwa Kopsyah BMI sangat peduli dengan pemberdayaan anggota dan optimalisasi zakat, infak, sedekah dan wakaf. “Kita mungkin satu-satunya koperasi yang mengangkat manajer khusus untuk pemberdayaan anggota dan manajer ZISWAF” terang Kambara lebih lanjut.

Masuk pada penjelasan berikutnya Kambara menjelaskan tentang BMI Poin yang merupakan aktifitas Kopmen BMI. “BMI poi nada di pasar-pasar, insyallah seluruh nantinya. Saat ini sudah ada di 84 pasar” terangnya lagi.

Ia lalu menjelaskan tentang Jaringan Warung Anggota (Jawara). “Jawara ini merupakan alat mengkolaborasikan  warung-warung anggota untuk menciptakan sirkuit ekonomi melalui koperasi” paparnya lagi.

Lebih lanjut Kambara menjelaskan tentang aktifitas Kopjas BMI. “Koperasi jasa memiliki berbagai unit bisnis jasa yang menopang kebutuhan ekonomi anggota kita” terangnya.

Baca juga : https://klikbmi.com/wawancara-eksklusif-yayat-hidayatullah-optimisme-kopjas-bmi-dongkrak-bisnis-jasa-mampu-bangun-sirkuit-ekonomi/

Kambara menjelaskan tentang buku model BMI Syariah yang bisa didapatkan di Gramedia.

Baca juga : https://klikbmi.com/resensi-buku-model-bmi-syariah-buku-panduan-simpan-pinjam-dan-pembiayaan/

Menutup penjelasannya Kambara menjelaskan bahwa Koperasi BMI saat ini membangun Kawasan BMI yang akan menjadi pusat aktifitas koperasi BMI baik dalam aktifitas bisnis maupun sosial. “Kawasan BMI Center adalah pengembangan kawasan tercentral yang merupakan lokasi terpadu yang dikembangkan dari dana wakaf. Kawasan ini terdiri dari : Masjid, BMI Tower, Function hall, BMI Hospital, Kawasan komersial dan café, Pusdiklat, Wisma Pusdiklat, Sekolah tahfidz, Asrama tahfidz, Dapur umum Galeri dan Pabrik bio ethanol” pungkas Kambara.

Simak : https://www.youtube.com/watch?v=BnbwRQMrwTs&t=70s

Subagyo dalam paparannya menjelaskan bahwa paparan-paparan teori koperasi hari ini telah dibunuh oleh praktika Koperasi BMI saat ini. “BMI Grup tidak hanya bicara tentang ekonomi, tetapi pendidikan, kesehatan, social dan spiritual” ujarnya membuka materinya.

Subagyo Memberikan Paparan Materi

“Koperasi BMI telah membuktikan bahwa manajemen keuangan bukan sekedar teori. BMI telah memberikan apa yang disebut sebagai maslahah. Teori – teori mainstream hari ini saya lihat belum menjangkau teori-teori yang ada sekarang” ujar Bagyo lebih lanjut.

Dalam paparannya Bagyo memaparkan bahwa Koperasi BMI memiliki double prinisple yang bagus terkait konsepsi koperasi dan konsepsi syariahnya. “Konsep ini ternyata telah mampu diaplikasikan dalam penerapan manajemen yang tidak dapat dikalkulasi. Ini saya lihat sebagai anti tesis yang sudah kita lihat hari ini” papar Bagyo.

Ia menjelaskan bahwa bidang humanistic management yang saya sampai hari ini sangat konsen, ternyata kita telah ditunjukkan oleh kekayaan implementasi yang telah dilaksanakan oleh Koperasi BMI. (Sularto/Klikbmi)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *