ُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً ۖ لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (QS An-Nahl : 10)
CISOKA – Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara melakukan panen raya sawah wakaf produktif di Kampung Leuwidahu, Desa Caringin, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Senin (1/3).
Kamaruddin Batubara mengatakan sawah wakaf produktif BMI hadir untuk menjawab permasalahan umat, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan. Dikatakannya, sawah wakaf menjadi jalan Koperasi BMI untuk menjaga lahan agar tidak dialihfungsikan ke hal lain dengan jaminan status wakaf produktif.
“Jadi tujuan kita berwakaf, agar sawah-sawah yang ada di sini tetap akan menjadi sawah. Karena wakaf tidak boleh berkurang jumlahnya,” terang penerima Anugerah Satyalancana Wira Karya oleh Presiden RI, Juli 2018 tersebut.

Selain presdir, Ketua Pengawas Operasional Koperasi BMI Didi Budiharta dan Kades Caringin Agus Padmi Komarudin ikut serta dalam pemanenan tersebut. Sebanyak 15 petani penggarap lahan wakaf hadir dalam agenda kemarin.
Sawah wakaf BMI berada di tengah pemukiman warga. Posisinya sangat strategis karena berdampingan dengan jalur padat yakni Jalan Raya Syech Nawawi yang menghubungkan Tangerang dengan Kota Mandiri Citra Raya Maja di Lebak.
Apa sih makna dari Logo Baru BMI, selengkapnya baca di sini: BMI Akan Launching Logo Baru Di RAT Tahun Buku 2020
Kendati demikian, Suasana asri menyelimuti area tersebut. Kebun bambu mengelilingi sawah itu. Luas arealnya mencapai 5,6 hektar. Terbagi menjadi tanah daratan dan areal persawahan. Ini merupakan bagian dari program 100 hektar lahan wakaf produktif BMI se-Provinsi Banten.
Selain agenda panen, Kamaruddin yang sejak Kelas 2 SD hingga SMA bergelut dengan sawah juga memberikan penyuluhan singkat kepada para petani penggarap. Di depan para petani, ia mendorong agar penanaman padi dilakukan secara serempak. ”Jadi nanti kita atur cara penanamannya, salah satunya dengan tanam serempak,” jelasnya.

Dikatakannya salah satu manfaat tanaman serempak adalah memutus rantai hidup serta makanan bagi hama penyakit tanaman. Umumnya apabila hama penyakit menyerang pertanaman, dia akan menularkan ke pertanaman lainnya karena masih tersedia inang di sekitar.
”Karena (padi) yang ditanam belakangan pasti hamanya paling banyak. Jadi kita mendorong agar tanam bisa serentak, itu sedang kita upayakan,” terang Kamaruddin.
Review Buku Skim Pembiayaan MTS dan MTA Kopsyah BMI, Selengkapnya baca di sini: Besok, Buku Skim Pembiayaan MTS & MTA Diluncurkan
Selain digarap secara konvensional, pengelolaan sawah produktif dilakukan lewat pemberian pupuk hayati atau biosfer. Setengah hektar lahan produktif ditanami varian padi IPB 3S dengan perlakuan pupuk biosfer. Padi yang mendapat perlakukan pupuk hayati terlihat lebih tinggi dari padi yang dikelola secara konvensional.
”Saya berharap agar bapak-bapak serius mengerjakannya. Dan juga minta didoakan supaya kita cepat mengumpulkan wakaf, makin banyak sawah yang kita beli. Nggak hanya di sini (Cisoka-red), namun saudara kita juga di tempat-tempat lain bisa menggarap sawah wakaf BMI. Karena jika ditunggu lama lagi, ini akan menjadi perumahan (alih fungsi) dan hal lain,” paparnya.
”Sekali lagi, yang sawah akan kita pertahankan tetap menjadi sawah. Karena di sini akan menjadi Kawasan BMI, ada masjid, ada perkantoran, rumah sakit dan ada sekolah gratis dari SD sampai perguruan tinggi. Kok bisa ? Ini yang mau kita praktekan. Saya butuh doa dari bapak semua,” lanjutnya.
Alhamdulillah, BMI resmikan 43 rumah gratis, selengkapnya baca di : Tahun 2020, Koperasi BMI Bagikan 43 Rumah Gratis
Di Cisoka, BMI menargetkan 20 hektar lahan wakaf. Selain lahan produktif, BMI juga akan membangun rumah sakit gratis, rumah tahfidz Alquran, sekolah gratis di sana. Yang kesemua manfaatnya diberikan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar.
”Di Cisoka kita mengejar lahan wakaf 20 hektar. Kalaupun ada yang jual untuk wakaf, petaninya tetap boleh garap. Yang paling penting ikut aturannya, jangan bikin aturan sendiri. Kenapa? Karena kita ingin menguji juga teknologi (biosfer) kita bagus enggak. Karena kita ingin meningkatkan produktivitas hasil lahan. Jika satu hektar 3 ton misalnya, kita ingin hasilnya bisa 8 ton. Caranya bagaimana, itu yang sedang kita cari,” jelasnya.
”Jadi saya mohon keseriusan bapak-bapak dan kejujurannya. Dapat amanah apapun untuk bersama-sama berjuang mempertahankan sawah kita tetap sawah. Paling tidak agar kita bisa menikmati hasilnya bersama atau minimal kita bisa menghasilkan barang sendiri,” terang Kamaruddin.
Agenda berlangsung di tengah persawahan. Selain Presdir, Ketua Pengawas Operasional dan kades, acara juga diikuti Manajer Ziswaf Kopsyah BMI Casmita beserta dua stafnya, H Puryadi dan Sarwo Edi. Agenda juga dipandu oleh dua staf Divisi Pemberdayaan Kopsyah BMI, Dedi Suhaemi dan Suhri Gazali Lubis termasuk Manajer Kopsyah BMI Cabang Cisoka Dede Kurniawan .
Aksi sosial BMI Menggebrak Mauk di Awal Tahun 2021, selengkapnya baca di: Alhamdulillah, BMI Salurkan Bantuan Bahan Bangunan Untuk 9 Keluarga Korban Kebakaran Di Mauk
Dukungan dan komitmen agar Koperasi BMI tetap mempertahankan wakaf produktifnya datang dari Kades Caringin Agus Padmi Komarudin. Pejabat desa yang juga anggota BMI itu menegaskan, kehadiran BMI telah menjawab permasalahan warga desanya, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan.

Apalagi, kata dia, di tengah pandemi, beras hasil panen wakaf BMI secara berangsur-angsur meringankan beban masyarakat yang sulit dalam menopang kebutuhan hidup sehari-hari terutama terkait kebutuhan pangan. Dirinya pun melihat potensi sawah wakaf BMI di Kampung Leuwidahu mampu menjawab stok pangan desa Caringin.
”Secara pribadi maupun perwakilan desa, saya merasakan betul peran Koperasi BMI di Caringin. Hasil panen menjadi bukti bahwa semangat BMI menggerakan kemandirian warga desa kami terus bergelora. Apalagi adanya lahan wakaf, kami seperti mendapat perlindungan dari BMI agar sawah kami tetap terjaga dan tidak alih fungsi (menjadi perumahan-red),” ujar Agus.
BMI Tambah Dua Armada Ambulan, selengkapnya baca di : Tambah Dua Armada, Total Tujuh Ambulan Gratis BMI Siap Layani Anggota Dan Masyarakat
Dikatakannya, sawah wakaf BMI mampu menangkap kegelisahan atas ancaman terkikisnya lahan hijau dan area pertanian mereka. Ia mengakui, rayuan para pengembang perumahan kepada warga agar menjual lahan persawahannya terus gencar dilakukan. Hadirnya sawah wakaf BMI membuat lahan persawahan tetap ada dan tidak berubah bentuknya.
”Saat Desa Caringin diberikan amanah sebagai lokasi sawah wakaf BMI, membuat hati saya yang dulu gelisah kini mulai tenang. Sawah masih tetap sawah dan warga masih tetap menggarapnya. Saya takut jika lahan terus di jual, anak cucu kita tidak bisa melihat sawah digarap bapak moyangnya dahulu,” tandasnya. (gar/KLIKBMI)