وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Baqarah : 195)
TANGERANG – Target Koperasi BMI untuk merealisasikan 110 hibah rumah siap huni (HRSH) di tahun 2021 terus dikebut. Pada Kamis (17/6) siang, BMI membangun ulang dari nol rumah pasutri lansia Nasa (60) dan Emun (53) lewat HRSH BMI. Sebelum pembangunan, BMI menggelar acara peletakan batu pertama berlangsung di Kampung Kelor, RT 03, RW 03, Desa Pondok Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang.
Bertahun-tahun pasutri itu harus merasakan dinginnya angin malam yang menembus bilik rumahnya. Kondisinya mengenaskan. Angin kencang membuat tiang rumahnya tak bisa bertahan lama.Terkadang harus mengganti tiang bambu atau atap genteng yang jatuh akibat digoyang angin. ”Kalau anginnya kenceng, tiang dan rumah ikut goyang pak. Kadang saya harus tidur di luar kalau sudah begitu,” ujar Nasa, penerima HRSH.
Baca juga : Ambulans BMI Kembalikan Senyum Radit Untuk Berjuang Melawan Kanker
Bagi warga sekitar, Nasa dikenal sebagai sosok pria pekerja keras. Semasa mudanya, ia bekerja sebagai pengojek sepeda. Warna kulit yang terbakar menjadi tanda betapa keras hidupnya di saat muda dahulu. Merasa tak mencukupi kebutuhannya, Nasa pun pindah haluan. Kini ia melakoni pekerjaan apa saja. Mulai dari kuli, pemulung hingga buruh cetak undangan.
”Apa saja pak, yang penting bisa menghidupi keluarga. Kadang dapat Rp10ribu, Rp20 ribu sehari. Tapi Alhamdulillah pak, Allah SWT masih memberi rezeki. Kayak hari ini dapat rumah dari Koperasi BMI. Terima kasih sekali kami mah,” terangnya saat diwawancarai Tim ZISWAF Kopsyah BMI.
Sebagai istri seorang pengojek sepeda, semangat Emun mencari rezeki terus patah arang. Setiap hari tangannya berlumur tepung kanji dan lem kayu di sebuah pabrik karton tak jauh dari rumahnya. Pendapatannya perminggu Rp100 ribu. Di usianya yang mulai beranjak senja, Emun tetap menjadi seorang ibu yang peduli dan bertanggung jawab. Keduanya masih merawat dua orang anaknya yang masih menganggur.
Baca juga : Dalam Sehari, BMI Bangun Dua HRSH Sekaligus
Kepada BMI, Emun mengaku sejak lama ingin membangun rumahnya menjadi lebih baik. Sayang, kondisi ekonomi memaksanya untuk menahan mimpinya tersebut. Hingga suatu waktu, Emun pernah mendengar rumahnya pernah dimintai uang agar rumahnya masuk ke dalam program amal pembangunan, namun nyatanya ia dibohongi.
”Kalau doa mah setiap shalat pak (doa minta rumah bagus-red). Dan Alhamdulillah, lewat BMI, Allah SWT memberi jalan,” kata Emun.
Acara peletakan batu pertama dihadiri Manajer ZISWAFKopsyah BMI Casmita, Manager Area 01 Khotimah dan Manajer Kopsyah BMI Cabang Sepatan Ayun Darsih. Sementara dari pihak eksternal yakni Sekretaris Kecamatan Sepatan Timur Aan Ansori, Kapolsek Sepatan AKP Oky Bhekti Widodo, Plt Kades Pondok Kelor Ishaq, Perwakilan unit pengelola zakat (UPZ) Baznas Sepatan Timur Andi Asnawi, Babinsa dan Binamas Sepatan Timur.
Manajer BMI Cabang Sepatan Ayun Darsih menuturkan Kopsyah BMI dalam masa pandemi ini terus menjalankan peran sosialnya dengan sangat baik. Sesuai dengan dalil koperasi bersumber pada QS Al Maidah ayat 2 yang berbunyi ; “Tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,”. Jika diperas, intisari dari ayat tersebut adalah rasa kekeluargaan dan gotong royong.
”Semangat tolong menolong ini yang terus kami bawa, bahwa di tengah pandemi Covid 19 ini, semangat kebersamaan untuk membantu sesama terus kami jalankan sesuai amanah. HRSH BMI berdiri lewat infaq Rp 1.000 dari ibu-ibu anggota BMI yang dikelola oleh ZISWAF Kopsyah BMI. Inilah semangat gotong royong, tidak hanya ekonomi namun juga sosial,” terangnya.
”BMI akan membangun ulang rumah Pak Nasa dan Ibu Emun dari nol. HRSH ini dibangun karena rumah tersebut nantinya sudah siap dihuni tinggal memindahkan alat rumah tangga saja. HRSH BMI selalu dibangun dengan standar dan kualitas yang bermutu. Spesifikasi bahan selalu kami cek dan semua bahan berasal dari toko milik anggota sendiri yakni Kopmen BMI,” jelasnya.
Baca juga : BMI Dan Warga Secang Cisoka Patungan Bangun Rumah Lansia
Sementara, Sekcam Sepatan Timur Aan Ansori mengucapkan terima kasih kepada Kopsyah BMI yang telah berpartisipasi memberikan HRSH kepada warganya. Ia mengakui, baru BMI sebagai koperasi yang terus eksis mengaplikasikan syariah di tengah warganya.
” Terima kasih kepada BMI yang terus eksis membangun rumah bagi saudara-saudara kita yang tak mampu. memberikan contoh bagaimana koperasi syariah yang sesungguhnya. mudah mudahan Kopsyah BMI bisa terus berbuat kebaikan seperti ini kepada masyarakat kami, ” ujarnya.
Aan juga menyebut bahwa HRSH BMI adalah bentuk sinergisitas pemerintah daerah dan warga untuk mengentaskan pemukiman kumuh. Ia berharap, koperasi dan lembaga keuangan lain lainnya di Sepatan Timur menjadikan HRSH BMI sebagai contoh bagaimana pemberdayaan sosial atau tanggung jawab sosial bisa langsung mengena ke jantung ekonomi masyarakat.
”Sudah dikenal Pak Bupati Tangerang, Pak Sekda dan dapat rekor MURI karena HRSH juga. Konsistensi inilah yang membuat BMI terus eksis. Semoga BMI tambah besar tidak hanya bisnisnya, tapi juga sosialnya,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Kapolsek Sepatan AKP Oky Bhekti Widodo. Dirinya berharap, BMI terus memberikan peran bagi kesejahteraan warga Sepatan. ”Semoga menjadi barokah, BMI bisa lebih maju lagi dan upaya pemerataan ekonomi dari koperasi semakin maksimal,” ungkapnya.
Baca juga : Ajaran Ekonomi Islam : Peduli Kepada Orang Yang Tidak Mampu (Peduli Sesama)
Terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara menegaskan, bahwa Koperasi BMI terus berusaha membangun ekonomi umat. ”Kami ini berusaha membangun ekonomi umat dengan skema Model BMI syariah. Sejak Covid 19 merebak kemarin saja, bagi anggota yang tidak mampu bayar, kita tidak paksakan untuk bayar. Bahkan yang terkena bencana di Lebak, hutangnya kita putihkan semua. Itu koperasi, gotong royong dan saling tolong menolong,” ujarnya.
Penulis dua seri Buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia itu kembali menegaskan bahwa bahwa HRSH merupakan bentuk kepedulian Kopsyah BMI kepada anggota dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa jika Koperasi dikelola dengan benar akan mensejahterakan anggota.
Untuk itu, BMI terus mempermudah masyarakat untuk menjadi anggota Koperasi. Salah satunya dengan simpanan pokok yang ringan, di Kopsyah BMI hanya Rp10 ribu, simpanan wajib Rp5000 dan administrasi Rp5000. Dengan memudahkan masyarakat menjadi anggota koperasi, maka geliat ekonomi di desa atau wilayah tersebut akan tumbuh dan berputar.
“Itulah cita cita kita, harus berputar ekonomi diantara anggota dan tidak keluar kemanapun sesuai jati diri koperasi, dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Kemanfaatannya bisa dirasakan oleh orang banyak di sekitar kita. Agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja sebagaimana dimaksud dalam firman Allah dalam Q.S. Al Hasyr ayat 7, ” tandas pria yang akrab disapa Kambara tersebut.
(gar/KLIKBMI)