وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS Al Anbiya : 83)
Klikbmi, Tangerang – Ahmad Kurniawan, bocah berusia 3 tahun 1 bulan itu mengalami kelainan usus atau Hisprung. Putra dari Wulan Solehah (31), anggota BMI Pelayanan Cabang Jayanti itu telah menjalani operasi ileostomi di RS Harapan Kita, Jakarta.
Kelainan Ahmad Kurniawan bernama hisprung. Hisprung adalah kelainan bawaan pada bayi baru lahir yang membuat usus besar bermasalah dalam mengeluarkan feses. Operasi pada 23 November 2021 lalu itu membedah perutnya dan membuat lubang.
Lubang ini perlu karena pasien mengalami masalah dengan ileum-nya (usus kecil) sehingga tidak bisa berfungsi seperti seharusnya. Pasca operasi, kondisinya masih dalam tahap penyembuhan. Ini merupakan operasi ke empat bagi Ahmad yang dideritanya sejak bayi. Setelah operasi, Ahmad pun sudah tak lagi menampung kotorannya di kantong kolostomi.
Selain memberikan bantuan ambulans, BMI juga memberikan dana talangan Rp20 juta untuk pengobatan Ahmad Kurniawan. Saat Klikbmi menemuinya, sang ibu Wulan Solehah mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan transportasi dari BMI mulai dari rumahnya hingga ke RS Harapan Kita. Kini, setiap hari Senin dan Kamis, Ahmad beserta sang ibu menggunakan ambulans BMI untuk berobat secara regular dan gratis.
”Kami mengucapkan banyak terima kasih banyak kepada Kopsyah BMI yang sudah membantu kami. Memberikan kami dana talangan pengobatan sampai ambulansnya gratis, kadang saya malu pak, pas mau ngasih ongkos, sopirnya benar-benar nggak mau. Pokonya semua gratis.” ujar Wulan di Kampung Hauwan, Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Tangerang.
Saat menemui di rumahnya, Ahmad Kurniawan masih merintih memegang perutnya. Ia berkali-kali memanggil nama ibunya. Wulan mengatakan, hal ini wajar karena ususnya masih beradaptasi. Saat operasinya rampung, anusnya yang selama tiga tahun tidak berfungsi, kembali bekerja.
Dan tentunya butuh waktu lama untuk beradaptasi. Wulan mengatakan, sebelum operasi, sang anak harus buang air besar menggunakan kantong kolostomi. ”Selama tiga tahun berturut-turut, harus memakai itu (kolostomi). ,” jelasnya.
Baca Juga : Kursi Roda Gratis BMI Jadi Kado Ultah Termanis Untuk Ucok
Kantong ini berfungsi untuk menampung kotoran Iwan dan secara rutin diganti setelah kotoran penuh. Wulan harus melepas pekerjaannya sebagai karyawan pabrik untuk fokus merawat Ahmad. Hilangnya pekerjaan Wulan, membuat sang suami Achmad Sudrajat harus kerja keras mencari penghasilan lain.
”Kalau masih bayi, kantongnya masih sekali seminggu kami ganti, tapi badannya terus tumbuh. Sebelum operasi, anak saya harus ganti kantong dua hari sekali,” jelasnya.
Namun semua butuh pengorbanan. Suami Wulan, Achmad Sudrajat melepaskan pekerjaannya sebagai karyawan pabrik. Pabrik tempatnya bekerja harus melepasnya karena kerap minta izin mengantar putranya berobat. Meski kondisinya sudah stabil, setiap akan berobat, Wulan dan suaminya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan anak keduanya itu. Setelah Ahmad tidak lagi memakai kantong kolostomi, Ahmad harus mengonsumsi merek susunya yang termasuk langka di pasaran.
“Untuk mencari susu untuk Ahmad, suami saya harus mencarinya ke Cikokol Tangerang (25 km dari Balaraja). Alhamdulillah, baru dua hari ini, bapaknya sudah dapat pekerjaan di pabrik baja,” terang Wulan.
Wulan mengatakan, operasi membuat Ahmad kembali bugar. Geraknya kini semakin aktif. Ahmad hanya rewel saat ususnya bergejala. ”Alhamdulillah, berkat bantuan dari BMI, putra saya kembali bugar,” paparnya.
Sementara, Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara mengaku kagum atas perjuangan kedua orang tua Ahmad Kurniawan yang tetap merawat putranya hingga sekarang.
”Semoga Allah SWT membalas kebaikan kedua orang tua ananda Ahmad. Kami mendoakan semoga ananda cepat pulih dan kembali ceria,” harap Kambara.
Baca Juga : Warga Ciseeng Bogor Penderita Lumpuh Otak Terima Bantuan Kursi Roda Gratis Dari BMI
Sebagai catatan, BMI telah memiliki delapan untuk ambulans gratis untuk pelayanan anggota dan masyarakat dhuafa. Kambara menjelaskan ambulan gratis berasal dari Ziswaf BMI akan memberikan pelayanan pengantaran pasien dari rumah sakit ke rumah atau sebaliknya.
”Bensin dan sopir, BMI yang tanggung. Kita bergotong royong membantu saudara kita yang terkena musibah dan mengalami kesulitan. Insha Allah, ZISWAF yang kita salurkan lewat Kopsyah BMI akan menyentuh langsung kepentingan dan kebutuhan anggota dan masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Baca Juga : Baca Juga : Yuk Kenal Lebih Dekat Dengan Kopsyah BMI
Semakin meningkatnya layanan Koperasi BMI, penulis Best Seller Model BMI Syariah itu memandang Koperasi BMI menambah armada layanan ambulan gratis sebagai akses kesehatan yang memadai bagi anggota. Penambahan armada ambulans gratis membuat Kopsyah BMI selalu berusaha dan membantu meringankan beban anggota dan masyarakat yang mengalami kesulitan dan musibah.
(Togar Harahap/Klikbmi)