Kamaruddin Batubara : Kalau Koperasi Mau Maju Jangan Banyak Berdebat, Ucapkan Bismillah dan Take Action!

BMI Corner

Dengan Koperasilah rakyat melatih diri dan jiwanya memperoleh kepercayaan atas diri sendiri dan kesanggupannya. Koperasi Mendidik anggotanya berjuang bersama-sama secara persaudaraan.
(Muhammad Hatta : Buku Djalan Ke Ekonomi dan Koperasi Jilid 1 Tahun 1954)

TANGERANG – Koperasi BMI kembali dijadikan tempat studi banding dan suplemen bagi Koperasi yang bersemangat membangun pemerataan ekonomi. Dalam dua hari berturut-turut (4-5/3), Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara memberikan motivasi dan sejumlah resep membangun koperasi kepada dua koperasi yakni Koperasi Bunga Mawar, Kelurahan Nusa Jaya, Karawaci Tangerang dan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah – Kebajikan Ikamatabagsel Sejahtera (KSPPS-KIS).

“Hanya orang gila yang melakukan cara yang sama berulang-ulang namun mengharapkan hasil yang berbeda. Kita harus pakai cara berbeda,” sebuah qoute dari penemu teori relativitas Albert Einstein menjadi kata pengantar Kamaruddin Batubara dalam presentasinya di depan para pengurus KSPPS-KIS, Jumat (5/3).

”Lantas bagaimana koperasinya mau maju, asetnya mau banyak tapi masih melakukan cara yang sama berulang-ulang. Kita wajib melakukan sesuatu yang anti mainstream. Kita harus jeli melihat sekitar dan melakukan inovasi atau terobosan-terobosan yang baru. Fokus pada sektor moneter (keuangan) dulu baru kemudian ke sektor riil dan lainnnya. Jadi jangan banyak berdebat, Bismillah lalu take action!,” papar pria Kelahiran Batang Natal, 45 tahun silam itu di depan para pengurus KSPPS-KIS.

Apa sih makna dari Logo Baru BMI, selengkapnya baca di sini: BMI Akan Launching Logo Baru Di RAT Tahun Buku 2020

Sebagai lembaga keuangan yang fokus pada usaha mikro masyarakat, Kamaruddin menegaskan bahwa membangun Kopsyah BMI juga membutuhkan modal yang cukup untuk menggerakkan dan meningkatkan seluruh bidang usahanya. Untuk itu, anggota dan pengurus koperasi harus lebih banyak berkorban tidak hanya modal, melainkan seluruh tenaga dan kemampuannya membangun koperasi.

”Saya melihat pengurus KSPPS-KIS masih milenial. Jadi harus semangat. Pengurusnya harus turun ke lapangan. Di Kopsyah BMI sebagian besar diisi para milenial dan mereka ikut turun dan jeli melihat peluang yang ada. Hasilnya seperti di Kopsyah BMI Cabang Taktakan. Hanya 1 tahun 2 bulan, asetnya sudah Rp8 miliar dan jumlah anggotanya sudah 2.430 orang,” paparnya.   

Review Buku Skim Pembiayaan MTS dan MTA Kopsyah BMI, Selengkapnya baca di sini: Besok, Buku Skim Pembiayaan MTS & MTA Diluncurkan

Di depan pengurus yang juga milenial Tabagsel, Kamaruddin kembali mengangkat lima pilar koperasi. Diantaranya, koperasi harus memperbaiki ekonomi dan pendidikan bagi anggota dan keluarganya. Termasuk kesehatan, sosial dan spiritual.

MILENIAL JANGAN PATAH SEMANGAT : Presiden Direktur Koperasi BMI Kamaruddin Batubara memaparkan konsep Model BMI Syariah kepada pengurus KSPPS-KIS, Jumat (5/3).

”Dengan berkoperasi, kita harus meyakinkan kepada semua anggota bahwa rezeki itu sudah Allah SWT tentukan dan apapun rezeki itu semuanya adalag milik Allah SWT seperti dalam QS Al Baqarah ayat 284 dan semangatnya ada di QS Al Maidah ayat 2, tolong menolonglah dalam kebajikan dan bukan kemungkaran,” jelasnya.

”Semangat ini apabila diimani anggota, maka tidak ada lagi anggota yang curang, akan tidak ada anggota yang lalai atas kewajibannya selama ia mampu. Tapi sebelum itu, kita tingkatkan dulu aspek permodalannya di sektor moneter. Bagaimana mau mensejahterakan saudara-saudara kita yang dhuafa, kalau koperasinya belum sejahtera,” tegasnya

Alhamdulillah, BMI resmikan 43 rumah gratis, selengkapnya baca di : Tahun 2020, Koperasi BMI Bagikan 43 Rumah Gratis

Kemudian, BMI melarang adanya penyitaan barang milik anggota dalam penyelesaian permasalahan pinjaman. Jika ada anggota tidak bisa membayar, kita harus terlebih dahulu mencari faktor penyebabnya.   ”Kalau dia memang tidak bisa membayar ingat QS Al Baqarah ayat 280, bahwa orang yang berutang itu di tengah kesulitan harus diberikan kemudahan, kalau bisa disedekahkan,” ujar Kamaruddin sekaligus juga menjawab pertanyaan Dayah Batubara, bendaraha KSPPS-KIS .

Peraih Anugerah Satyalancana Wirakarya dari Presiden RI itu menyebut tujuh ajaran ekonomi syariah diantaranya; keuntungan dunia dan akhirat, tidak zalim, jujur, amanah, peduli orang lain, bersyukur dan qanaah.

”Kalau kita ingin bertambah rezekinya kita harus bersyukur dan jangan lupa bersedekah. Sedekah anggota BMI sudah meluncur ke titik bencana seluruh Indonesia termasuk ke bencana Banjir Mandailing Natal (September 2019-red), Lombok, Tsunami Banten hingga ke Rohingya, ” jelasnya.

Sementara Ketua Pengurus KSPPS-KIS Nurjannah Lubis mengaku Kopsyah BMI sebagai satu koperasi syariah terbesar di Indonesia, membuat KSPPS-KIS membutuhkan dukungan, ilmu  dan sumbang pengalaman dengan Kopsyah BMI.

BMI Berbagi Berkah di Pakuhaji, selengkapnya baca di sini : Terima Kasih BMI, Doa Udin Memiliki Rumah Baru Akhirnya Terkabul

”Kopsyah BMI dengan Model BMI Syariah telah menjadi role model KSPPS-KIS dalam menjalankan konsep usahanya. Makanya kami datang ke sini untuk silaturahmi bertukar pikiran dan mempelajari konsep usaha koperasi model BMI Syariah. Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Kamaruddin Batubara yang terus menebar pengalamannya untuk kami dalam membangun KSPPS-KIS, ” ujar dara Kelahiran Muara Soma, Mandailing Natal tersebut.

GELORAKAN SEMANGAT BUNG HATTA

Penulis Buku Best Seller Model BMI Syariah itu mengutip dua poin pidato proklamator Indonesia, Mohammad Hatta. Yakni di Konferensi Ekonomi Jogjakarta tahun 1946 dan Acara Gerakan Koperasi Indonesia (Gerkopin) tahun 1966.

Dalam pidatonya, Wakil Presiden Republik Indonesia pertama itu menyebut bahwa arah perekonomian di masa mendatang harusnya semakin jauh dari individualisme dan semakin dekat dengan kolektivisme yaitu; sama sejahtera atau sejahtera bersama.

BRAINSTORMING : Presdir Koperasi BMI Kamaruddin melakukan brainstorming kepada para pengurus Koperasi Bunga Mawar mengenai tugas dan tanggung jawab anggota koperasi.

”Pembangunan Ekonomi Indonesia sesudah perang haruslah didasarkan kepada cita-cita tolong menolong. Ini sangat syariah sebenarnya.Ini pekerjaan rumah bagi kita (penggiat koperasi syariah) untuk membuktikan ini,” ujar Kamaruddin.

Pembangunan HRSH Pertama di Serang tahun ini, selengkapnya baca di: HRSH BMI Pertama Di Kabupaten Serang Di Tahun 2021 Dimulai

Di depan para pengurus Koperasi Bunga Mawar, Kamaruddin kembali mengobarkan semangat para pengurus koperasi yang terletak di pusat Kota Tangerang tersebut. Kamaruddin menjelaskan ada tiga landasan semangat yang mendompleng koperasi menjadi lebih kuat. Diantaranya; semangat mendirikan koperasi, semangat menjalankan dan semangat mengembangkan.

Dalam kunjunganya ke Kantor Pusat BMI, Koperasi Bunga Mawar juga mengajak Kabid Koperasi Disperindagkop UKM Kota Tangerang Abdul Kholil dan Lurah Nusa Jaya Ian Chavidz Rizqiullah.

POTENSI KELURAHAN: Lurah Nusa Jaya Karawaci Tangerang Ian Chavidz Rizqiullah memaparkan potensi ekonomi mikro dalam studi banding Kamis (4/3) lalu.

”Semangat mendirikan adalah bagaimana kita mencari cara untuk mewujudkan koperasi ini ada di tengah warga kelurahan kita. Lalu, semangat menjalankan adalah siapa yang akan mewujudkannya, dan terakhir adalah semangat mengembangkan, kita harus menyamakan persepsi kemana arah koperasi ini apa inovasi yang akan kita buat ke depan,” jelasnya.

Semangat BMI Memakmurkan Masjid dan Santri, selengkapnya baca di: Dalam Sepekan, Koperasi BMI Bangun Tiga Sanimesra Sekaligus 

Sebagai koperasi yang lahir dari aprtisipasi anggota, maka Koperasi BMI dalam pergerakan usahanya selalu berdasarkan pemenuhan kebutuhan anggotnya. “ Makanya kita bentuk Koperasi Konsuman Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Modalnya bergotong royong hanya 100 ribu rupiah saja per anggota, ada 70.000 anggota waktu itu. Alhasil terkumpul 7 milyar dan kita sekarang punya minimarket dan grosir, punya toko bangunan, punya café, tour and travel dan sebentar lagi kita akan bangun pabrik bioethanol, pupuk hayati dan peternakan. Itulah koperasi, semangatnya gotong royong, harus memiliki norma dan nilai, dan ada kebijakan yang solutif berdasarkan nilai nilai syariah,” tandasnya.

Terpisah, Kabid Pemberdayaan Koperasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Tangerang Abdul Kholil mengapresiasi perhatian Koperasi BMI membagikan pengalamannya. Baginya, kisah perjuangan atau success story mampu mengobarkan kembali semangat para pengurus koperasi kelurahan mengelola anggotanya.

”Alhamdulillah, pemaparan Pak Presdir Kamaruddin Batubara membuat kami sangat antusias. Kami tentunya berharap BMI bisa intens berbagi pengalaman dan ke depan bisa memberikan pendampingan kepada koperasi kelurahan lainnya di Kota Tangerang. Jadi jangan jauh-jauh ke kota lain untuk studi banding, cukup ke BMI saja,” tandasnya. (gar/KLIKBMI)

Share on:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *