Klikbmi, Tangerang – Pagi hari ini (Rabu,6/4) mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Cendekia Abditama Islamic Village Tangerang (FEBI-UCA ISLAMIC VILLAGE) dipimpin Sunardi, Dekan FEBI-UCA ISLAMIC VILLAGE melakukan studi riset atau studi lapangan ke Kopsyah BMI. Didampingi oleh Nur Jamaludin, Dosen FEBI-UCA ISLAMIC VILLAGE kegiatan studi lapang ini diikuti oleh 21 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Manajemen UMKM dan Koperasi.
Menyambut kedatangan civitas akademika, Kamaruddin Batubara (Presiden Direktur Koperasi BMI) didampingi oleh Agus Suherman (Direktur SDM Koperasi BMI) dan Makhrus (Direktur Keuangan Koperasi BMI).
Dalam sambutannya Sunardi mengatakan saat ini Fakultas Bisnis berkembang menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ia mengatakan Kkunjungan belajar ini merupakan learning by research. “Ini adalah cara kita memberikan pembelajaran kepada para mahasiswa” ujarnya membuka sambutan.

“Kita ucapkan terima kasih kepada Koperasi BMI yang telah memberikan kesempatan belajar pada kampus kami. Kalau nanti bisa matching lagi insyallah nanti Pak Kambara kita undang ke kampus kami untuk melakukan konsep DUDI” papar Sunardi melanjutkan.

“Disiplin, Islam dan berakhlakul karimah. Itulah tujuan pendidikan kita. Mohon program kampus merdeka kami diterima. Mudah-mudahan kerjasama yang diterima dengan tangan terbuka ini kita bisa bersinergi bukan hanya pada Tri Darma Perguruan Tinggi saja tetapi juga dimungkin bekerja di BMI nantinya” pungkas Sunardi mengakhiri sambutannya.
Kamaruddin Batubara mengatakan saat ini Koperasi BMI berkembang menjadi koperasi sekunder, saat ini ada 4 koperasi di BMI, 3 koperasi primer dan 1 koperasi sekunder. “Saat ini ada 3 koperasi primer yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menangani sektor keuangan. Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) bergerak pada sektor riil konsumen, dan Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia (Kopjas BMI) menggeluti sektor jasa. Koperasi ini disinergikan oleh Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia.

Ia melanjutkan koperasi harus bergerak pada ekonomi dan sosial. Ini sesuai dengan UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Kambara menambahkan Bung Hatta menerjemahkan gotong – royong dan kekeluargaan sebagai model aplikasi dari Surat Al Maidah ayat 2. Ia mengatakan Kopsyah BMI memang identik dengan memberikan rumah gratis, “Kita sampai hari ini telah memberikan 356 rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH)” ujar Kambara.
“Koperasi itu azasnya kekeluargaan tapi bukan dikelola oleh keluarga, ini penting untuk dicatat” ujar Kambara memberikan tekanan.
“Koperasi tidak melihat modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Itu kapitalis namanya” tegas Kambara lagi.
Ia mengajak mahasiswa untuk semakin kritis terhadap praktek koperasi yang benar atau tidak. Ia berharap mahasiswa tidak silau dengan gedung yang megah saja, tetapi terpenting adalah penerapan jatidiri, prinsip dan nilai koperasi.
Kambara menjelaskan koperasi juga nilai seperti halnya perbankan, mendapatkan penilaian kesehatan koperasi. “Alhamdulilah kita selalu mendapatkan penilaian sehat dari Kemenkopukm” terang Kambara.
Kambara menambahkan sesuai pesan Bung Hatta, koperasi tidak perlu orang luar biasa, koperasi hanya perlu orang yang jujur. “Koperasi kita menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Ini penting agar prinsip-prinsip koperasi bisa kita junjung tinggi dan manajemen bisa kita kelola dengan baik” dengan tegas Kambara paparkan pada mahasiswa.
Kambara lebih lanjut menjelaskan alasan berkoperasi yang dilakukan Koperasi BMI. “Koperasi sesuai undang-undang memang hanya ingin memberikan kemanfaatan dari sisi ekonomi dan sosial, Tetapi di BMI ada 5 hal yang menjadi pilar kesejahteraan. 5 pilar ini adalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Saya jelaskan dari belakang, spiritual kita harus baik, jangan mudah putus asa. Lalu kita juga harus peduli dengan orang lain. Kita tingkatkan jiwa sosial kita. Lalu kesehatan. Kita harus tingkatkan kesehatan. Kita juga harus punya atensi terhadap pendidian dan ekonomi” tegas Kambara lagi.
Koperasi harus melayani kebutuhan primer, sekunder dan tersier. “Inilah yang harus disajikan oleh koperasi, koperasi harus melayani berbagai kebutuhan anggota” papar Kambara lagi.
Kamaruddin lebih lanjut menjelaskan bahwa Koperasi BMI memiliki koperasi sekunder yang merupakan koperasi yang mensinergikan koperasi primer yang ada. Ia menjelaskan bahwa saat ini asset Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia sebesar Rp 9 M.
Baca juga : https://klikbmi.com/logo-koperasi-sekunder-dan-kopjas-bmi-akan-launching-di-rat-tahun-buku-2021/
Kambara menjelaskan Model BMI Syariah dimulai dari sedekah. Inilah pengamalan At Taubah ayat 60, “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Jadi kita mulai dari sedekah.
Instrumen berikutnya selain sedekah adalah pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. “Model BMI Syariah ini sudah kita bukukan dan insyallah menjadi best seller di Gramedia. Lebih lengkap baca bukunya”ujar Kambara.
Baca juga : https://klikbmi.com/resensi-buku-model-bmi-syariah-buku-panduan-simpan-pinjam-dan-pembiayaan/
“Kita memiliki pembiayaan baik produktif maupun investasi, mahasiswa bisa lihat di website kita. Kita punya pembiayaan rumah tanpa DP dan masih banyak lagi sesuai kebutuhan anggota” ujarnya lagi.
Baca juga : https://kopsyahbmi.co.id/produk_pembiayaan
Lebih lanjut Ia memberikan pemahaman bahwa koperasi harus bergerak pada kegiatan sosial dan pemberdayaan. “Koperasi bukan hanya berurusan dengan kegiatan bisnis saja. Koperasi harus masuk pada kegiatan sosial dan kegiatan pemberdayaan anggota dan masyarakat” papar Kambara pada mahasiswa.
Simak kegiatan sosial : https://www.youtube.com/watch?v=igPzPr9wPCQ&t=49s
Simak kegiatan pemberdayaan : https://www.youtube.com/watch?v=DentBDe1Q7I
Baca juga : https://klikbmi.com/10-muharram-bmi-tebar-200-santunan-anak-yatim-di-kawasan-pembangunan-bmi-center/
Kambara menegaskan bahwa saat ini Kopmen BMI tengah gencar untuk menggalakkan program BMI Point untuk menggerakkan pedagang pasar dan menghidupkan jejaring pasar secara nasional pasar tradisional dan modern bisa terhubung melalui pembayaran cashless.
Baca juga : https://klikbmi.com/bmi-point-bantu-pedagang-pasar-naik-kelas/
Lebih lanjut Kambara menjelaskan tentang kinerja Kopjas BMI. Berbagai jenis jasa dioperasikan oleh Kopjas BMI mulai dari jasa konstruksi, tour and travel, percetakan, bengkel, EO dan diklat.
Kawasan BMI : https://www.youtube.com/watch?v=BnbwRQMrwTs&t=146s
Kambara menutup pemaparan dengan menjelaskan tentang pembangunan kawasan BMI yang merupakan kawasan strategis dan terintegrasi baik dari sisi bisnis dan kawasan sosial. (Sularto/Klikbmi)
Makin mantep aja BMI